“Lihat Alif, yuk?”
“Alif kenapa?”
Tak ada jawaban. Kau menarik tanganku. Bergegas menuju pintu keluar rumah. Memaksa langkahku menyamai langkahmu.
Berjarak sepuluh meter dari warung Wak Narto. Langkahmu berhenti. Kakiku pun ikut terhenti. Telunjuk tangan kirimu mengarah ke mulut. Telunjuk tangan kananmu, menunjuk sosok kecil yang tertunduk lesu di hadapan Wak Narto.
“Alif belajar belanja, Mas!”
Aku menahan tawa, sambil garuk kepala. Walau tadi sempat jengkel. Aku jadi tahu, alasanmu bersemangat mengajakku keluar rumah. Kulihat, Alif masih diam. Matanya menatap secarik kertas di tangannya.
Kurasakan, kau menatapku. Binar matamu, hadirkan kebanggaan seorang ibu. Perlahan, kuusap kepalamu.
“Dasar gadis titipan!”
Curup, 14.06.2020
[ditulis untuk Kompasiana]