Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nyekar, Manjalang hingga Ruwahan yang "Sepi" Akibat Pandemi

18 Mei 2020   20:48 Diperbarui: 18 Mei 2020   21:11 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyadran salah satu nama lain dari tradisi nyekar. (sumber gambar : https://bangkitmedia.com/ Kompasiana)

Kalau di keluarga besarku, anak dan menantu berembuk dulu. Berbagi tugas, jenis kue apa yang ingin di serahkan kepada orangtua. Agar jenis kuenya berbeda. Kalau gak ada? Tak masalah, namanya juga tradisi, tah? Tapi, biasanya akan terbentur pada pertanyaan, masa setahun sekali gak bisa? Iya, kan?

Ilustradi Doa bersama. Ruwahan adalah tradisi menjelang Ramadan. namun kali ini
Ilustradi Doa bersama. Ruwahan adalah tradisi menjelang Ramadan. namun kali ini
Ruwahan, Tradisi yang "Sepi" Akibat Pandemi.

Dua tradisi di atas, masih dilakukan sebelum Ramadan atau saat idul fitri. Namun ada satu tradisi yang "sepi", dari kampungku sejak pandemi corona, yaitu sedekah ruwah atau ruwahan.

Tradisi Ruwahan (asal kata dari bahasa Arab ruh/roh/arwah) adalah tradisi yang dilakukan sebelum Ramadan. Umumnya dimulai sejak pertengahan bulan sya'ban (nisfu sya'ban) hingga sehari menjelang Ramadan.

Tujuan kegiatan ini, sesungguhnya untuk berkumpul seluruh anggota keluarga dan tetangga sekitar, kemudian melakukan doa bersama untuk orang-orang yang telah meninggal. Sebelum berdo'a, acara ini diisi dengan pembacaan surat yaasin dan tahlil (tahlilan), kemudian ditutup dengan doa bersama.

Kemudian menjadi sedekah ruwah, karena jamaknya, usai berdoa tuan rumah akan menyediakan makanan dan minuman, untuk dinikmati orang yang datang. Yang dimaknai sedekah. Hingga dikenal juga dengan sebutan sedekah ruwah.

Namun, ada juga tuan rumah yang hanya menyiapkan makanan kecil serta minuman, saat pulang para tetamu dibekali "besekan" yang berisi nasi lengkap dengan lauk pauknya. Wadahnya bisa berbahan platik, atau dibuat dan dibentuk khusus dari daun pisang.

Terkadang ada "keseruan" dalam tradisi ini. Bisa saja, dalam sehari ada 3 undangan sedekah ruwah. Maka perangkat RT dan tetua kampung yang mengatur waktunya. Ada yang sudah ashar, sudah maghrib dan sudah isya.

Bagi anak kos, maraknya sedekah ruwah juga menjadi berkah tersendiri. Selain silaturahmi, juga menjadi ajang perbaikan gizi. Bayangkan saja, sehari dapat 3 besekan? Sempat kubaca satu artikel, di Bangka Belitung, malah disebut "Lebaran Ruwah"!

Namun, tradisi ruwah tahun ini "sepi", salah satunya karena pemerintah daerah melarang untuk kegiatan yang sifatnya keramaian.

Yang namanya kebiasaan, sudah untuk dihentikan, tah? Akhirnya, kegiatan sedekah ruwah dimodifikasi, tak lagi berkumpul dan berkunjung dari rumah ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun