"Kenapa tertawa?"
"Kursus sama Amak lagi?"
"Gak boleh?"
***
Tiga tahun, Kau mewarnai hari-hariku. Tanpa sungkan, menunjukkan celoteh manja dan sikap yang menunjukkan keinginan untuk meraih perhatian lebih dariku. Bahkan di hadapan Amak.
"Bang, ada yang dekatin aku!"
"Orangnya nekat, Bang! Malah mau bertemu Ayah!"
"Abang gak cemburu?"
Pesan-pesanmu mengalir deras, terkadang kujawab singkat walau acapkali terlambat. Hingga tak lagi ada pesanmu untukku.
Tiga bulan tak pernah lagi bertemu. Kukira kau pasti mengerti, aku harus menyelesaikan novelku. Amak pun tak lagi bertanya tentangmu. Â
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!