Belum sempat kujawab, namamu menghilang dari layar ponselku. Tak berjeda, kudengar suara Amak dari pintu depan. Kemudian langkah-langkah kaki terburu menuju kamarku. Mata beningmu menatapku, tak butuh waktu lama saat kulihat gelengan kepalamu.
"Malam tadi, Abang nulis?"
"Gak!"
"Kenapa telat bangun!"
"Kan, baru jam delapan? Malam tadi susah tidur!"
"Lah?"
"Memikirkanmu!"
Plak! Plak! Plak!
Aku telat meraih tanganmu. Setengah berlari, tubuhmu bergerak keluar dari kamar. Berhenti persis di tengah pintu, berbalik badan. Ada senyummu untukku.
"Abang carikan cabe hijau, ya? Tadi gak ketemu!"
"Haha..."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!