Kelima. Hal terpenting! Teman-teman di Komunitas Pohon Baca, perlahan belajar "menghargai karya" yang dihasilkan oleh teman yang lain. apapun ide, sajian atau gaya penulisan dan pilihan diksi yang digunakan.
Bagiku, puisi akan kehilangan kebebasan makna. Ketika di bangku-bangku sekolah masih menanamkan beragam rumus-rumus puisi, contoh puisi seperti ini dan itu, cara menulis puisi yang baik dan benar adalah begini dan begitu.
Ketika para juri lomba baca puisi sibuk berdebat tentang artikulasi dan intonasi, hingga penghayatan dan pemaknaan isi puisi yang dibaca hanya satu bagian dari beberapa item penilaian.
Atau ketika juri karya cipta puisi, masih sibuk dengan perdebatan ini gaya lama dan itu gaya baru, ini puisi modern atau post modern berdasarkan ukuran yang tak terhingga bermakna "selera".
Jika masih begitu, maka puisi menemui kematian sunyi tanpa pusara, atau terdiam dan terpendam dalam keranda tak bernama.
Tulisan ini, anggaplah kebisingan-kebisingan sunyi yang tergolek di tepi perjalanan hari anak-anak manusia.
Sebagai penikmat puisi. Ingin kuucapkan selamat hari puisi. Bagi siapapun yang menimang waktu dengan menulis atau membaca puisi.
Salam dariku.
Curup. 21.03.2020