Aku tahu, tak mudah bagi Rumi melupakan Amin. Perkenalan yang singkat dan berlanjut dengan pernikahan. Belum genap setahun menjalani biduk rumah tangga, Terjadi peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa Amin.
Rumi pasti mengerti tujuan kedatanganku kemarin. Mulai dari kalender, tangisan pagi itu, serta sehari penuh Rumi mengajakku menapaktilasi kenangannya bersama Amin. Hingga kata maaf yang terucap di akhir perjumpaan, cukup menjadi jawaban dari keinginan Wisnu untuk menikahinya.
"Rumi masih butuh waktu!"
"Iya, Aku mengerti, Mas! Aku akan menunggu."
"Lusa, seratus hari Amin. Di rumah orangtuanya. Kau ikut?"
"Pasti!"
Aku berdiri, sambil menepuk pelan bahu Wisnu. Mengajak pergi meninggalkan musholla.Â
"Aku yang jemput Rumi, Mas!"
Curup. 01.02.2020
[Ditulis untuk Kompasiana]