***
Tawa lepas Rumi, mulai kudengar saat di danau. Itu tempat pertemuan rahasianya dengan Amin. Usai sholat zuhur, Rumi mengajakku menikmati mi ayam favorit mereka berdua, yang lokasinya ternyata persis di depan masjid.
Rumi juga memaksaku ke Taman Kota. Menyaksikan orang-orang menghabiskan sore. Dan, akupun memaksa diri menghabiskan segelas besar es dogan bercampur gula merah. Saat Rumi bercerita, itu adalah menu favorit mereka berdua.
Sejak keluar dari rumah pagi tadi, hingga kuantar pulang ke rumah menjelang maghrib. Tak ada tangisan, juga gurat kesedihan di wajah Rumi.
"Aku harus pulang!"
"Iya, Mas!"
"Jaga dirimu."
"Sampaikan maafku untuk Wisnu!"
***
"Jadi? Rumi..."
Wisnu terdiam, saat melihat gelengan kepalaku. Musholla kantor, sejak tadi sepi. Hanya tertinggal aku dan Wisnu. Kukira, waktu istirahat siang tinggal sebentar lagi. Lelaki sebaya Rumi, duduk tenang menatapku.