Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tapak Tilas Kenangan

1 Februari 2020   14:49 Diperbarui: 1 Februari 2020   17:07 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pxfuel.com

***

Tawa lepas Rumi, mulai kudengar saat di danau. Itu tempat pertemuan rahasianya dengan Amin. Usai sholat zuhur, Rumi mengajakku menikmati mi ayam favorit mereka berdua, yang lokasinya ternyata persis di depan masjid.

Rumi juga memaksaku ke Taman Kota. Menyaksikan orang-orang menghabiskan sore. Dan, akupun memaksa diri menghabiskan segelas besar es dogan bercampur gula merah. Saat Rumi bercerita, itu adalah menu favorit mereka berdua.

Sejak keluar dari rumah pagi tadi, hingga kuantar pulang ke rumah menjelang maghrib. Tak ada tangisan, juga gurat kesedihan di wajah Rumi.

"Aku harus pulang!"

"Iya, Mas!"

"Jaga dirimu."

"Sampaikan maafku untuk Wisnu!"

***

"Jadi? Rumi..."

Wisnu terdiam, saat melihat gelengan kepalaku. Musholla kantor, sejak tadi sepi. Hanya tertinggal aku dan Wisnu. Kukira, waktu istirahat siang tinggal sebentar lagi. Lelaki sebaya Rumi, duduk tenang menatapku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun