Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sekolah Anakku, Sekolahku Dulu

18 November 2019   14:10 Diperbarui: 18 November 2019   15:27 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

"Tapi.."

"Mau jadi apa anak Bapak, nanti? Masa kini, teknologi..."

Kukira, satu jam pertemuan. Dan berakhir dengan pilihan, anakku tetap bersekolah di sini atau pindah. Sekali lagi, kupandangi wajah Bu Anis. Senyuman dan mata itu kurasakan tertuju untukku. Mungkin agak lama, hingga kepala sekolah pun mengikuti sorot mataku.

"Bapak mengenal Bu Anis?"

"Iya."

"Artinya, Bapak alumni sekolah ini?"

"Belasan tahun lalu. Beliau guru yang hebat!"

"Iya. Satu-satunya guru teladan yang pernah mewakili sekolah ini!"

"Beliau pantas menerima itu, kan?"

"Saya pun ingin seperti Bu Anis. Mudah-mudahan tahun ini giliran saya!"

Tak ada lagi yang perlu diujarkan. Juga tak ada senyuman dan tak ada acara bertukar salam. Aku segera keluar dari ruangan kepala sekolah. Paru-paruku ingin menghirup udara segar, menggantikan aroma parfum yang pekat di ruang kepala sekolah. Melewati poster "Budayakan 3 S". Aku jadi, tahu, sosok guru di poster itu adalah ibu kepala sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun