Kalimatmu terhenti. Berusaha menahan rasamu. Akupun mengerti, kau takkan selesaikan kalimatmu. Aku tersenyum gelengkan kepala.
"Nik yang buat perjanjian, kan? Kalau mau bersama..."
"Iya! Tapi..."
"Jangan paksa! Mas mengerti!"
"Kalau..."
"Gak usah bahas itu, mau?"
"Mas..."
Mataku lekat menatapmu. Tertegun, kau anggukkan kepala. Lagi, kuusap kepalamu. Kau berusaha tersenyum. Sepagi itu. Beranda terasa sesak. Padahal hanya berdua.
"Mas tidur dimana?"
"Kemaren. Di Anduring! Malam tadi, di Rental Maknen!"
"Kalau tahu. Nik..."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!