"Eh?"
"Biar besok, Amak tidah salah lihat menantu!"
"Haha..."
"Tetaplah jadi Nunik! Yang terpaksa ikhlas, mau Mas miliki!"
"Iiih..."
Bertubi cubitmu, hadir di bahu, lengan juga pinggangku. Tak menghindar. Aku tertawa. Cubitmu terhenti, saat pintu dibuka. Ibu kost berdiri di luar pintu, memegang payung. Tersenyum menatapku. Aku berdiri, menyalami.
"Besok wisuda, kan?"
"Eh? Nunik sudah umumkan di masjid, ya?"
"Haha..."
"Kenapa Ibu bisa tahu?"
"Pasti tahu! Orangtuamu datang?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!