"Bilang Nik ngidam?"
"Yes!"
"Hah? Kenapa bilang yes?"
"Artinya, Nik ngaku jadi istri Mas, kan?"
Terburu. Tak kuberi peluang. Tangan kiriku menarikmu, seberangi jalan. Kuabaikan rona wajahmu. Kau ikuti langkahku. Warung bude sudah buka. Masih sepi. Kukira baru selesai memasang terpal. Berjarak sepuluh meter, kuhentikan langkah. Kau berdiri. Matamu menatapku. Menunggu.
"Nanti tanyakan nama Bude, ya?"
"Tadi bilang Mas, namanya Yuli?"
"Itu nama Ni Yul!"
"Hah?"
"Iya! yang di Dekanat"
"Kenapa tadi Mas bilang pemilik warung soto?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!