"Biar buku ini rasakan siksaan. Rebutan naik bis kampus!"
"Haha..."
"Sekalian nunggu Nunik!"
Pipinx tersenyum. Berganti baju. Saat kunyalakan rokok, suaramu terdengar di pintu rumah. Aku terkejut. Tak berbaju, masih bercelana pendek. Kutatap Pipinx. Gelengkan kepala, sambil menunjuk baju yang akan dikenakan. Terdengar lagi suaramu ucapkan salam. Aku garuk kepala. Pipinx tertawa.
"Salaaam! Masuk, Nik! Langsung duduk, ya? Mas mandi duluuu..."
Tawa Pipinx pecah. Kumatikan rokok. Segera ke kamar mandi. Pipinx keluar menyambutmu. Agak lama. Usai mandi, kukenakan baju putih lengan panjang dan celana hitam. Secukupnya mematut diri. Aku segera keluar. Kau tersenyum menatapku. Pipinx tertawa.
"Jas dan kopiah, Mpuanxs?"
"Nanti aja!"
"Udah cocok, Mpuanxs!"
"Hah?"
"Nunik juga putih hitam! Usai sidang. Langsung ajak Nunik ke KUA!"