"Tunggu Mas di bawah!"
Tak bersuara. Sambil gelengkan kepala. Kau balikkan tubuhmu, menuju lantai satu. Secepat mampuku. Kuhafalkan tiga barisku. Berpacu dengan langkah pramuniaga, kukira mulai tak nyaman. Pramuniaga sudah di sisiku. Saat kuletakkan buku ke susunan rak. Kulempar senyum, kutinggalkan pramuniaga, yang sisakan senyum terpaksa.
Aku bergegas ke lantai satu. Kau menungguku di depan toko. Lagi menulis sesuatu. Tak bicara, kuraih pena dan kertas di tanganmu. Terburu menulis hafalanku. Kau tertawa.
"Main rebut aja!"
"Sebentar! Jangan ganggu. Nanti Mas lupa!"
"Haha..."
"Udah!"
"Mas ngajarin curang,ya?"
"Itu cara hemat!"
"Alasan, kan?"
"Iya!"