Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Wajah-wajah yang Tertempel di Gelas

14 April 2019   13:29 Diperbarui: 14 April 2019   14:42 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bibi mengerti makna bunga ini?"

Tak butuh waktu lama. Gelengan kepala adalah jawaban yang sudah diduga Danu. Perlahan, tangan Danu merengkuh pundak Imah. Mengajak ke ruang tamu. Duduk bersisian. Gelas bersisa ampas kopi dan Edelweis, sudah berpindah tangan ke tangan Imah.

"Tadi Bibi sholat?".

"Iya, Tuan!"

"Doakan Ibu dan Bapak?"

"Iya. Bibi juga doakan Tuan!"

17 April 2019 (18.15 WIB)

Imah baru selesai berdo'a. Danu sudah duduk di belakangnya. Tergesa Imah berbalik badan. Danu sudah berpakaian rapi lengkap dengan jas abu-abu. Itu, jas peninggalan Bapak.

"Tuan mau pergi?"

"Wajah-wajah yang tertempel di gelas itu, menungguku!"

"Tapi ini baru..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun