Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Wajah-wajah yang Tertempel di Gelas

14 April 2019   13:29 Diperbarui: 14 April 2019   14:42 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by. live.staticflickr.com

Imah sudah tiga kali mengantarkan kopi, dengan gelas yang sama. Tak lagi ragu. Tak juga bertanya. Mengerti, Danu pasti sibuk hari ini.

Sejak pagi, Kamar itu dipenuhi suara-suara berdesibel tinggi. Lima layar dari lima stasiun televisi menayangkan berita terkini. Sesekali ditingkahi nada dering dari 3 hp milik Danu. Pun, berkali makian dan hardikan dari Danu terdengar.

"Sialan!"

"Bodoh!"

"Dungu!"

"Sampah!"

Bergantian, kata-kata itu mengisi telinga Imah.

17 April 2019 (15.25 WIB)

Sejak Bapak dan Ibu meninggal dalam kecelakaan pesawat. Dan jenazah keduanya tak pernah ditemukan. Danu yang periang, berubah dingin. Sikap kasar acapkali terlihat oleh Imah. Tapi, Danu sudah dianggap anak sendiri. Rasa sayang, mengalahkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan Danu.

"Bi Imah!"

Butuh lima menit, Imah menemui Danu. Wajah keras Danu serta merta lenyap. Menatap Imah yang berdiri dihadapnya. Masih menggunakan mukenah. Tersenyum, Danu berdiri sambil meraih gelas. Diajukan ke wajah Imah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun