Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Korelasi Antara Sabar dan Karma

3 Desember 2024   08:31 Diperbarui: 3 Desember 2024   09:03 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anjuran mengenai kesabaran tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 45:

"Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu"

Surat As-Syura 43:

"Dan barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia".

Orang yang cenderung diam pikiran dan perasaannya tidak berkata-kata yang buruk (orang yang sabar) adalah orang yang aman dari kebocoran energi. Cenderung tenang, karena ia mengetahui dengan jelas bahwa melawan orang yang sedang berusaha menariknya pada energi tingkat bawah hanya akan membuat dirinya menjadi sama dengan orang tersebut. 

orang sabar lebih mudah mencapai energi pencerahan dan mencerahkan orang lain, sabar dalam arti mengabaikan perilaku tidak baik dari orang yang mengganggunya, sabar menjalani tantangan dan rintangan hidupnya.

Mengapa Manusia Sulit Untuk Sabar?

Karena jiwa manusia dilapisi oleh ego pada lapisan tubuh mental. Pada Sebagian orang, lapisan tubuh mental yang berisi ego, intelektual dan mental ini sulit dikendalikan. Ketika manusia cenderung mengalami kegagalan, kepahitan dalam hidup, kesulitan menemukan jalan keluar yang benar maka tubuh mental akan merosot dan ego meningkat secara drastis. 

Ia akan membabat habis orang-orang yang mencelanya dan membuat emosi semakin membesar, sehingga ia kesulitan mengendalikan egonya sendiri.

Ketika ego telah menguasai, ia merasa telah berkuasa atas dirinya sendiri, tetapi justru ego yang terlalu tinggi menelan rasa kemanusiaannya. Ia tidak lagi memikirkan keseimbangan, kemarahan mendominasi, dan merusak kehidupannya sendiri. Kesabaran sama halnya dengan orang yang memiliki kesadaran dan ego yang terkuasai dengan baik. 

Ego tidak bisa dihilangkan karena bagian dari perangkat manusia untuk mengendalikan semangat hidupnya, namun ketika ego sangat membesar, ia menjadi orang yang tidak sabar dalam banyak hal. Jauh dari kesadaran, sulit mengendalikan amarah, dan banyak kesulitan lainnya menyertai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun