Anjuran mengenai kesabaran tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 45:
"Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu"
Surat As-Syura 43:
"Dan barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia".
Orang yang cenderung diam pikiran dan perasaannya tidak berkata-kata yang buruk (orang yang sabar) adalah orang yang aman dari kebocoran energi. Cenderung tenang, karena ia mengetahui dengan jelas bahwa melawan orang yang sedang berusaha menariknya pada energi tingkat bawah hanya akan membuat dirinya menjadi sama dengan orang tersebut.Â
orang sabar lebih mudah mencapai energi pencerahan dan mencerahkan orang lain, sabar dalam arti mengabaikan perilaku tidak baik dari orang yang mengganggunya, sabar menjalani tantangan dan rintangan hidupnya.
Mengapa Manusia Sulit Untuk Sabar?
Karena jiwa manusia dilapisi oleh ego pada lapisan tubuh mental. Pada Sebagian orang, lapisan tubuh mental yang berisi ego, intelektual dan mental ini sulit dikendalikan. Ketika manusia cenderung mengalami kegagalan, kepahitan dalam hidup, kesulitan menemukan jalan keluar yang benar maka tubuh mental akan merosot dan ego meningkat secara drastis.Â
Ia akan membabat habis orang-orang yang mencelanya dan membuat emosi semakin membesar, sehingga ia kesulitan mengendalikan egonya sendiri.
Ketika ego telah menguasai, ia merasa telah berkuasa atas dirinya sendiri, tetapi justru ego yang terlalu tinggi menelan rasa kemanusiaannya. Ia tidak lagi memikirkan keseimbangan, kemarahan mendominasi, dan merusak kehidupannya sendiri. Kesabaran sama halnya dengan orang yang memiliki kesadaran dan ego yang terkuasai dengan baik.Â
Ego tidak bisa dihilangkan karena bagian dari perangkat manusia untuk mengendalikan semangat hidupnya, namun ketika ego sangat membesar, ia menjadi orang yang tidak sabar dalam banyak hal. Jauh dari kesadaran, sulit mengendalikan amarah, dan banyak kesulitan lainnya menyertai.