Siapa yang Sangat Berperan Menyebarkan Trauma?
Peran terbesar penyebaran trauma atau pencipta trauma adalah figur otoritas, bisa disebut juga orang tua, guru, atasan dan sebagainya.
Seseorang yang memiliki masalah dengan masa lalunya dan memilih menyimpan masalah tersebut selamanya tanpa berniat menyembuhkannya hingga tuntas tentu saja sedikit banyaknya akan melepaskan traumanya kepada orang sekitarnya, persis dengan apa yang tersimpan di bawah sadarnya.
Lalu orang yang tersakiti tersebut menyimpan dendam, kebencian dan kesedihan atas apa yang tidak ia lakukan atau kesalahan kecil yang seolah tidak terampuni yang dilakukan orang lain padanya menjadi bencana besar baginya.
Namun apakah trauma yang dialami dan menyebabkan orang lain juga menjadi luka hati atau mengalami hal menyakitkan sama seperti kita, bisa dimaklumi dan dianggap biasa?
Tidak demikian. Menyiksa secara verbal dan non verbal sama saja dengan menularkan penyakit, semena-mena kepada siapa saja.
Tentunya tidak ada yang mau ditularkan penyakit fisik maupun psikis apalagi sampai terbawa secara genetik. Kita tidak akan menyadarinya bila kita tidak mau untuk sadar dan mengenali diri dan permasalahan kita sendiri.
Dampak Seperti Apa yang Akan Terlihat Ketika Trauma Ditularkan Secara Genetik
Sebelum seseorang menikah perlu saling mengetahui latar belakang kesehatan fisik maupun psikis calon pasangan kita agar tidak menjadi penyesalan di kemudian hari.
Namun hal ini memang tidak mudah karena bisa menyinggung perasaan calon pasangan atau mungkin ada rasa khawatir bila melakukan hal ini justru akan ditinggalkan dan tidak jadi menikah lalu mengulang mengenal orang baru lagi.
Pada akhirnya pasrah dengan keadaan yang ada dan melanjutkan rencana menikah tanpa berpikir lagi.