Alam semesta adalah kolam energi dimana manusia selalu berinteraksi dan berhubungan satu dengan lainnya melalui energi yang bertebaran di alam ini.
Energi tersebut keluar dan masuk melalui titik meridian yang ada di bawah kulit manusia dan mengalir ke seluruh tubuh dari kepala hingga ujung kaki.
Energi adalah sumber kehidupan manusia dan dapat mempengaruhi seluruh sistem di dalam tubuh dan tentunya berefek pula pada kesehatan dan kestabilan manusia, baik secara jasmani dan rohani.
Apa saja yang dilakukan manusia selalu terkait dan menggunakan energi dari alam ini dan terkadang manusia cenderung mengakses energi yang tidak baik masuk ke dalam pikiran dan perasaannya akibat dari proses terjadinya peristiwa. Apakah itu tentang kenangan baik atau buruk yang pernah terjadi dalam kehidupannya. Manusia juga tidak menyadari bahwa pikiran dan perasaan itu adalah energi yang dapat membentuk mindset dan berakibat fatal pada dirinya maupun orang lain.
Energi yang terkumpul dan terbentuk tersebut merupakan simpanan kekuatan atau daya untuk meningkatkan banyak hal, tergantung hal apa yang cenderung dilakukan, dipikirkan dan dirasakannya dalam kehidupannya.
Bayangkan saja bila hal tersebut sering dilakukan, berapa banyak dan menguatnya energi tersebut mengendalikan kehidupan kita. Boleh dikatakan manusia mengumpulkan saldo energi untuk memaksimalkan terjadinya keinginan menjadi terwujud dengan cepat atau lambat, baik itu hal positif atau negatif.
Berbicara tentang saldo tidak hanya berurusan dengan uang saja. Namun karena manusia merupakan makhluk energi yang berisi ruh dan memiliki tubuh bioplasmik yang dapat mengeluarkan dan menyerap energi dari sekitarnya maka kita wajib memilih energi seperti apa yang akan kita serap dan energi yang bagaimana yang tidak perlu diserap.
Apakah bisa seperti itu? Tentu saja bisa.
Apakah kita telah peduli dengan diri sendiri dengan memahami apa saja yang telah kita lakukan terhadap tubuh fisik dan psikis kita sendiri? Perlukah mengenali energi yang mengitari keseharian kita? Pentingkah mengetahui jenis energi? Bagaimana agar manusia mudah menyerap energi baik dari alam semesta? Teknik apa saja yang bisa digunakan untuk mengakses dan mengumpulkan energi tersebut? Apakah energi positif bisa berkurang atau bocor dan apa saja sebab bocornya energi manusia?
Berikut penjelasannya:
Pedulikah Kita terhadap Tubuh Fisik dan Psikis?
Manusia cenderung melihat tubuh fisik daripada psikisnya sendiri, padahal tubuh fisik sangat tergantung dengan psikisnya.
Ketika seseorang memiliki banyak pikiran dan terus berada pada persoalan tanpa menemukan solusi maka tentunya ia akan menemukan persoalan pada tubuh fisiknya, misalnya kepala menjadi pusing karena terlalu banyak berpikir, makan sembarangan, tidur larut malam dan lainnya.
Akan terasa berbeda bila hati bahagia, pikiran dan perasaannya tenang, sering tersenyum dan tubuh fisik akan mengikuti seperti jam tidur yang mudah dikendalikan, wajah terlihat segar, penyakit berangsur-angsur hilang dan sehat kembali.
Mungkin kita sering merasakan bahwa kita ingin tenang dan bahagia tapi sambil mengeluh dan menyalahkan banyak pihak atas apa yang kita alami. Apakah kita bisa mendapatkan ketenangan dengan menghindari semua manusia dan menyalahkan orang lain kehidupan menjadi berubah? Tentu saja tidak. Fokus hanya kepada keinginan untuk bahagia serta tenang dan tidak lagi berada pada kebiasaan lama tersebut merupakan solusi yang baik.
Terkadang keinginan bisa membuat pikiran bertambah dan perasaan tidak menentu, hal ini tentunya mempengaruhi fisik, seseorang jadi mudah marah, tidak bersemangat atau putus asa ketika keinginan belum tercapai.
Setelah merasa putus asa maka tentunya kita akan berhenti menuju keinginan tersebut dan pada akhirnya hanya mengikuti arus hidup saja.
Lantas apa yang dapat dilakukan ketika kita sedang dilanda rasa putus asa?, lakukan saja terus dengan niat yang sama karena rasa putus asa ini juga merupakan energi dan bisa berubah dalam beberapa hari saja, putus asa ini akan terjadi dalam jangka waktu yang lama bila kita menghentikan niat awal.
Pentingkah Mengetahui Jenis Energi?
Bagi Sebagian orang merasa energi tidak perlu dikenali namun bagi orang-orang yang waspada dan peka terhadap dirinya sendiri tentu akan berusaha mengenali energi yang datang kepadanya atau yang ada di sekitarnya tersebut. Mengapa demikian?
Kita sering mengalami kejadian yang tidak kita sukai dan merasa sulit untuk menuju hal yang diinginkan. kita hanya sibuk pada permasalahan tetapi bukan sibuk kepada solusi.
Contohnya kita mengalami sakit, sudah meminum ini dan itu tetapi penyakit tidak kunjung sembuh, mengapa demikian?
Pusat pikiran kita berada pada "mengapa tidak sembuh-sembuh", akhirnya kita terus mencoba di hal yang sama secara berulang.
Namun bila fokus kita kepada "aku harus sembuh" maka yang terjadi otak akan memberikan perintah kepada seluruh tubuh untuk melakukan hal yang berhubungan dengan kesembuhan, seperti sholat malam memohon kesembuhan kepada Allah SWT, berolahraga, mengganti pikiran negatif menjadi positif dan lainnya.
Saat manusia fokus pada permasalahan yang ada hanya keluhan dan stagnan, berhenti hanya pada persoalan yang bisa membawa kepada rasa putus asa dan menurunkan energi positif.
Terjadi sebaliknya, bila manusia memikirkan solusi maka ia akan menjadi seorang yang produktif dan melakukan banyak hal positif dalam hidupnya.
Energi yang terkumpul akan menjadi saldo positif yang dapat menghantarkannya kepada terjadinya keinginan. Seperti kutipan ayat berikut:
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia". (QS. Ar-Ra'd ayat 11).
Perubahan tidak akan terjadi bila kita tidak merubahnya. Perubahan yang diinginkan tentunya ke arah yang baik maka tentunya dengan mengakses energi yang baik berasal dari sang sumber energi tertinggi, seringnya berinteraksi dengan sang super power energi yaitu Allah SWT. Melalui apa saja? Dengan seringnya melakukan aktifitas yang terkait dengan keagamaan seperti sholat wajib, sunnah, puasa, sedekah, saling menasihati kepada kebaikan, tidak mencela, menolong orang lain, saling menghormati, bekerja dengan jujur dan lain-lain.
Teknik yang bisa dilakukan ini tidak hanya dilakukan dalam sehari saja, layaknya kita menabung hari demi hari hingga menjadi banyak dan cukup untuk kita gunakan membeli barang yang kita inginkan dan tidak akan berhenti sebelum cukup modal untuk membelinya.
Demikian pula energi yang dikumpulkan tidak cukup hanya dalam sehari saja dan terkadang energi itu bocor karena perbuatan, perkataan dan pikiran serta perasaan manusia detik demi detik dan hari demi hari. Bocornya energi ini membuat energi positif menjadi berkurang dan harus di topup kembali seperti tabungan uang yang digunakan ketika dalam keadaan darurat.
Apa saja yang membuat energi positif menjadi berkurang atau bocor?
Tentu saja perbuatan, perkataan, sikap, pikiran dan perasaan yang negatif yang kita lakukan setiap saat. Energi sangat halus dan sulit dikendalikan tanpa kesadaran yang kuat.
Manusia merupakan makhluk sosial dan bersosialisasi dan tanpa disadari ketika berinteraksi maupun dalam keadaan diam energi positif dapat berkurang atau bocor, berganti menjadi energi negatif.
Bagaimana Agar Manusia Mudah Menyerap Energi Baik dari Alam Semesta?
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa energi terbagi dua yaitu positif dan negatif, tentu kita juga mengetahui apa saja kategori kedua energi ini.
Pada dasarnya kita mampu merasakan hal-hal negatif atau positif melalui lingkungan dan apa saja yang kita akses melalui panca indera, namun kita cenderung abai pada diri sendiri dengan dalih tidak ada aktifitas lalu memasuki area yang tidak diinginkan. Tentu saja kendali kuat berada pada diri sendiri yaitu niat, rencana, motivasi dan hasil akhir menuju keinginan tersebut.
Memiliki niat dan rencana tanpa motivasi (Self Talk) menuju hasil akhir dan energi yang baik akan sia-sia. Motivasi ini berisi energi yang kuat sebagai mindset untuk membawa individu kepada hasil akhir.
Individu yang selalu memotivasi diri dengan kalimat yang baik dan positif akan mudah memperoleh hasil dan bahan energi super yang dapat diakses dari alam semesta ini dengan melakukan hal-hal baik untuk diserap masuk ke dalam wadah atau tubuh individu melalui titik-titik cakra di dirinya. Dekati sang super power yaitu Allah SWT melalui sifat Rahman rahim-Nya.
Kebencian, dendam, malas, bersedih karena perbuatan manusia, putus asa, iri dengki hanya menghasilkan energi negatif masuk dan memenuhi diri, tentunya saldo yang dimiliki adalah negatif.
Menyakiti dan menghina serta mengganggu orang lain tanpa sebab, menyebabkan orang lain merasa tidak berharga dan lainnya merupakan kezaliman dan kezaliman adalah kegelapan yang membuat individu menjadi buta, tidak dapat melihat kebenaran dan kebaikan yang ada di sekitarnya. Apa yang terjadi? Kesulitan perlahan-lahan akan mendekati dan menyulitkan kita di dunia dan akhirat.
Pilihan ada ditangan setiap individu, yang mana yang kita inginkan memasuki kehidupan kita?
Merasai energi melalui pikiran dan perasaan sangat penting untuk kelangsungan hidup, apa hubungannya?
Ya tentu saja sangat terkait. Seperti yang saya sebutkan di atas, bahwa manusia melakukan banyak hal dan dikendalikan oleh energi yang ia kumpulkan setiap harinya. Kebiasaan menjadi habit dan habit ini membentuk akhlak serta menguatnya energi positif atau negatif di dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H