Penyebab Terjadinya Korupsi
Faktor penyebab korupsi dapat timbul dari aspek internal individu maupun dari lingkungan yang memungkinkan terjadinya praktik korupsi. Menurut psikolog Sarlito W. Sarwono dari Universitas Indonesia, terdapat dua dorongan utama yang mendorong tindakan korupsi. Menurut Sarlito, dorongan pertama berasal dari dalam diri individu itu sendiri, sementara dorongan kedua berasal dari faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal ini meliputi pengaruh dari teman, peluang korupsi, kurangnya pengendalian atau pengawasan, dan sebagainya, seperti yang diambil dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang ditulis oleh Ani Sri Rahayu. Dengan kata lain, korupsi bisa dipicu oleh dorongan internal individu dan juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, termasuk pengaruh dari teman, peluang, serta kurangnya pengawasan.
Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Internal
- Sifat selalu merasa kurang
Tindak pidana korupsi dapat terjadi karena adanya wewenang. Wewenang umumnya disertai dengan hak pemegang wewenang. Namun bila seseorang memiliki sifat selalu merasa kurang, maka dapat muncul rasa rakus atau serakah, seperti dikutip dari Suara Generasi tentang Budaya Antikorupsi oleh Umi Fitriani, dkk.
Rasa ingin lebih inilah yang dituruti pelaku korupsi sehingga menuntaskannya dengan cara korupsi, merugikan hak banyak pihak demi kepentingan pribadi. Sifat selalu merasa kurang merupakan faktor internal penyebab korupsi.
- Moral lemah
Seseorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Godaan dan tekanan ini dapat muncul dari atasan, teman setingkat, bawahan, atau pihak lain yang memberikan celah korupsi, seperti dikutip dari Etika Administrasi Publik oleh Rudiyansyah, S.Sos, M.AP. dan Dahlan, S.Pd., M.Pd., M.Si.
- Penghasilan kurang mencukupi
Penghasilan seorang pegawai dari sebuah pekerjaan seharusnya memenuhi atau sejalan dengan kebutuhan hidup yang wajar. Jika tidak, maka seseorang cenderung berusaha memenuhinya dengan berbagai cara. Ketika tidak ada peluang, maka seseorang bisa jadi memanfaatkan celah korupsi, baik korupsi waktu, tenaga, maupun pikiran untuk hal-hal di luar pekerjaan yang seharusnya.
- Kebutuhan hidup yang mendesak
Pada situasi terdesak terkait ekonomi, dapat terbuka ruang bagi seseorang untuk menempuh jalan pintas baik maupun buruk. Salah satu jalan pintas yang buruk yaitu korupsi.
- Gaya hidup konsumtif
Kehidupan di kota besar kerap mendorong gaya hidup seseorang berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif berisiko membuka celah korupsi demi memenuhi kebutuhan hidup jika tidak diimbangi dengan pendapatan memadai.
- Mals atau tidak mau bekerja
Sejumlah orang ingin mendapat hasil dari suatu pekerjaan tanpa berusaha. Sifat malas ini berisiko memicu seseorang melakukan cara yang mudah dan cepat demi mencapai tujuan. Salah satu cara tersebut adalah korupsi.
Factor Penyebab Korupsi dari Aspek Organisasi
- Kurangnya sikap keteladanan pimpinan