Mohon tunggu...
Seiri
Seiri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi S1 Akuntansi Universitas Mercu Buana

Nama : Seiri NIM : 43222010166 No. Absen : 35 Dosen Pengampu : Prof Dr. Apollo, M.Si.AK

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2 Diskursus Gaya Kepemimpinan Dewa Ruci Werkudara pada Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia

12 November 2023   00:45 Diperbarui: 12 November 2023   00:45 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://febrihermawan.wordpress.com/2012/10/30/serat-dewa-ruci-dalam-tinjauan-mistik-jawa/

Penyebab Terjadinya Korupsi

Faktor penyebab korupsi dapat timbul dari aspek internal individu maupun dari lingkungan yang memungkinkan terjadinya praktik korupsi. Menurut psikolog Sarlito W. Sarwono dari Universitas Indonesia, terdapat dua dorongan utama yang mendorong tindakan korupsi. Menurut Sarlito, dorongan pertama berasal dari dalam diri individu itu sendiri, sementara dorongan kedua berasal dari faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal ini meliputi pengaruh dari teman, peluang korupsi, kurangnya pengendalian atau pengawasan, dan sebagainya, seperti yang diambil dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang ditulis oleh Ani Sri Rahayu. Dengan kata lain, korupsi bisa dipicu oleh dorongan internal individu dan juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, termasuk pengaruh dari teman, peluang, serta kurangnya pengawasan.

Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Internal

  • Sifat selalu merasa kurang

Tindak pidana korupsi dapat terjadi karena adanya wewenang. Wewenang umumnya disertai dengan hak pemegang wewenang. Namun bila seseorang memiliki sifat selalu merasa kurang, maka dapat muncul rasa rakus atau serakah, seperti dikutip dari Suara Generasi tentang Budaya Antikorupsi oleh Umi Fitriani, dkk.

Rasa ingin lebih inilah yang dituruti pelaku korupsi sehingga menuntaskannya dengan cara korupsi, merugikan hak banyak pihak demi kepentingan pribadi. Sifat selalu merasa kurang merupakan faktor internal penyebab korupsi.

  • Moral lemah

Seseorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Godaan dan tekanan ini dapat muncul dari atasan, teman setingkat, bawahan, atau pihak lain yang memberikan celah korupsi, seperti dikutip dari Etika Administrasi Publik oleh Rudiyansyah, S.Sos, M.AP. dan Dahlan, S.Pd., M.Pd., M.Si.

  • Penghasilan kurang mencukupi

Penghasilan seorang pegawai dari sebuah pekerjaan seharusnya memenuhi atau sejalan dengan kebutuhan hidup yang wajar. Jika tidak, maka seseorang cenderung berusaha memenuhinya dengan berbagai cara. Ketika tidak ada peluang, maka seseorang bisa jadi memanfaatkan celah korupsi, baik korupsi waktu, tenaga, maupun pikiran untuk hal-hal di luar pekerjaan yang seharusnya.

  • Kebutuhan hidup yang mendesak

Pada situasi terdesak terkait ekonomi, dapat terbuka ruang bagi seseorang untuk menempuh jalan pintas baik maupun buruk. Salah satu jalan pintas yang buruk yaitu korupsi.

  • Gaya hidup konsumtif

Kehidupan di kota besar kerap mendorong gaya hidup seseorang berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif berisiko membuka celah korupsi demi memenuhi kebutuhan hidup jika tidak diimbangi dengan pendapatan memadai.

  • Mals atau tidak mau bekerja

Sejumlah orang ingin mendapat hasil dari suatu pekerjaan tanpa berusaha. Sifat malas ini berisiko memicu seseorang melakukan cara yang mudah dan cepat demi mencapai tujuan. Salah satu cara tersebut adalah korupsi.

Factor Penyebab Korupsi dari Aspek Organisasi

  • Kurangnya sikap keteladanan pimpinan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun