Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menanti Busway Jurusan Thamrin City

21 Februari 2017   08:24 Diperbarui: 25 Maret 2018   20:29 9796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Busway jurusan Manggarai telah merapat. Mereka segera beranjak. Berlalu begitu saja. Tanpa bekas. Tanpa jejak.

     Hujan makin lebat. Ngotot ke gedung seberang, pasti basah kuyup. Dari lantai 16 di atas sana, saya biasa memperhatikan ritme di halte ini dengan jelas. Jadi, lewat handphone saya putuskan menghungi teman saya yang berkuasa di lantai 16 itu, yang kekuasaannya juga meliputi seluruh wilayah Indonesia. Syukurlah, seperti biasanya, beliau langsung mengangkat handphone-nya, "Halo, Pak? Di mana posisi, Bapak?”

     “Saya di jalan, Herul. Menuju Jakarta, dari Garut,” ungkapnya.

     “Oh, naik kereta?” tanya saya.

     “Enggak. Naik bus. Saya sejak kemarin di Garut.”

     “Coba bapak kasih tahu saya, kan saya bisa ikut bos temani bapak ini.”

     “Susahlah, Rul. Kita rombongan ini bos!”

     “Wah... saya pikir bapak ada di kantor. Saya di halte bus ini, depan kantornya, Bos. Hujan lebat lagi.”

     “Aihh... besok aja kita ketemu, Rul,” tutupnya.

     “Oke, Pak.”

     Setelah itu saya menghubungi salah satu teman saya di lantai 18 gedung itu. Namanya Cipta. Dia seorang Kepala Bagian, pejabat eselon tiga. Sekali saya hubungan, handphone-nya tersambung. Tapi tak diangkat. Berikutnya, tersambung lagi. Tetap tak diangkat. Betikutnya lagi, dia masih enggan mengangkatnya. Saya pikir, dia sedang sibuk jadi tak melihat panggilan saya. Atau teleponnya tertinggal di mobil, jadi tak mungkin dia angkat? Tapi tiga hari belakangan ini, saya selalu meneleponnya. Selalu tersambung, tapi tetap dia tak angkat. Saya menunggu dia telepon balik, eh... tidak juga. Mungkin dia sakit kali yah? Entahlah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun