Mohon tunggu...
Zahra Wardah
Zahra Wardah Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga yang hobi menulis

Selain menulis dan ngeblog (coretanzahrawardahblogspot.com), Zahra Wardah juga menekuni di dunia Layouter, Youtuber: Cerita Keren. Silakan singgah. Semoga harimu menyenangkan. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Wanita Malam dari Desa (Bab 7)

22 Juli 2023   06:52 Diperbarui: 22 Juli 2023   07:07 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/fractals99


"Iya, Umi. Sebenarnya saya juga punya anak satu, perempuan. Sekarang sedang berbaring di rumah sakit. Dan saya bercerai dengan suami saya."


Aku menjelaskan semuanya. Tak ada yang kusembunyikan. Aku tak terlalu berharap diterima oleh keluarga Mas Walid dengan menutupi masa laluku. Pasrah. Mungkin setelah ini aku diusir dari rumah mewah ini.


"Hem ... anakmu sakit apa?"


"Koma, Umi. Makanya saya dan mantan suami saya berjuang keras untuk biaya rumah sakitnya," ungkapku seraya memperhatikan wajah cantik Umi Rohmah. Ibunya saja sudah tua begini masih segar dan cantik. Kulitnya masih bersih, belum ada kerutan yang berarti. Pantas saja anaknya mampu membuatku meleleh. Aduh.


"Oh, begitu, ya. Silakan diminum dulu tehnya sebelum dingin."


Kemudian, Umi Rohmah pun mendahului menyesap tehnya. Beliau bercerita bahwa almarhum ayah Mas Walid adalah orang Arab, sedangkan Umi Rohmah sendiri pun blasteran Arab-Indonesia. Aku pun mengangguk-angguk, menyimak semua cerita Umi Rohmah. Pantas saja Mas Walid bisa setampan itu. Hem. Akankah Mas Walid akan menjadi milikku? Duh, jangan mimpi dulu. Sekarang fokus dulu untuk kesembuhan Aisyah. Aku merutuki pergolakan otakku sendiri.
Di tengah Umi Rohmah bercerita, tak sengaja tangannya menyenggol gelas tehnya. Umi tampak panik.


"Tenang saja, Umi. Biarkan saya yang membersihkan pecahannya. Umi tenang saja di tempat."


Tanpa melihat respons Umi Rohmah. Aku lekas mencari sapu dan skop. Untung saja tadi sebelum masuk rumah ini aku sempat melihat sapu dan skop terletak di teras. Dengan cekatan aku membersihkan pecahan gelas yang sudah berserak di lantai.


"Umi!"


Baca juga: Wanita Malam dari Desa (Bab 6)


Tiba-tiba Mas Walid dari luar berteriak. Derap langkahnya jelas sekali terdengar menuju kami. Matanya merah. Aku sampai takut sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun