Bab 6: Pertemuan dengan Aisyah
Aku menoleh ke sumber suara yang memanggilku. Ternyata Mas Tejo. Dia pun bekerja di sana. Dia tampak membawa nampan yang berisi piring berisi buah-buahan dan sebotol besar minuman soda beserta gelas-gelas kecil.
"Mas Tejo sudah di sini?"
"Iya. Ya, sudah ikuti saja Bos Tohir itu. Jangan sampai mengecewakannya. Aku ke sana dulu." Mantan suamiku itu berlalu begitu saja.
Setelah sadar aku pun lekas mengikuti Pak Tohir, masuk ke ruangan yang sudah dibuka oleh Pak Tohir tadi.
"Yati, sini duduk di sebelah saya," perintah Pak Tohir. Dengan risi dan segan aku mengikuti perintah beliau. Sempat beliau hampir menjamah pipiku, tetapi segera kutepis.
Di sana, aku bekerja sebagai pemandu karaoke. Seperti memutarkan musik, menuangkan minuman ke gelas para tamu, menemani, dan apa pun perintah pelanggan kita harus mematuhinya tanpa tapi. Jam di dinding sudah menuju angka 12 malam. Para pelanggan di ruangan aku dan Pak Tohir baru saja pulang. Pak Tohir pun mengajakku pulang.
"Kamu sudah tahu, kan, pekerjaan di sini harus ngapain aja?" tanyanya saat jalan menuju mobil.
"Sudah, Pak."
"Jangan sekali-kali membuat aku marah lagi. Kalau tidak kamu akan aku usir dari kos dan kamu tak akan bisa bertemu anakmu."
Ancaman Pak Tohir sedikit membuatku takut. Namun, aku tak kuasa melawan. Hanya anggukan kaku yang bisa kusuguhkan. Tepat pada jam 12 malam, aku sampai di kamar.