Mohon tunggu...
zabidi zay lawanglangit
zabidi zay lawanglangit Mohon Tunggu... -

director & writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Percakapan Sebelum Hujan

30 April 2017   11:07 Diperbarui: 30 April 2017   11:21 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia ingin berhenti di batas sepi - di akhir mimpi
 Sambil menatap riuh dan gemuruh di kejauhan
 Ada yang akan datang menjemput, katanya
 Sebuah bayangan yang kelak disebutnya sebagai ibu

Ia merasakan sentuhan lembut hangat
 Seperti hembusan tangan angin di punggung badan

Ada yang menariknya berkali kali
 Agar berlari mengikuti arah nyanyian
 Meski ada yang membisikinya agar tetap diam

Ia merasakan tangan-tangan dalam tubuhnya saling tarik
 Ada yang mengajaknya berlari
 Ada yang menahannya di batas sepi

2016

Sajak 10

Tubuh Semesta

Aku mengingatmu sebagai bayangan hitam
 Yang perlahan memadat dalam ingatan
 Serupa titik hitam
 Serupa asal kehidupan

Konon semesta tercipta dari ledakan
 Dari sebuah titik hitam

Kini setiap angan kita dipenuhi titik-titik hitam
 Yang meledak seperti rentetan petasan maha besar
 Menciptakan banyak semesta dalam kepala

Mengalir dalam putaran darah
 Tubuh kita dipenuhi semesta
 Yang mengambang berputar ke segenap nadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun