Oleh karenanya, tak ada jalan lain. Jokowi ingin penggantinya harus berasal dari kelompok sendiri. Terutama kandidat yang dianggap loyal dan aktif membantu keberhasilan pembangunan.
Dalam konteks itulah, pilihan ada pada Capres Gerindra Prabowo Subianto dan jagoan PDIP Ganjar Pranowo. Sementara Anies Baswedan, ada diluar harapan Jokowi.
Poros yang dibangun oleh Nasdem, Gerindra dan PDIP sama-sama butuh kemenangan. Di kelompok berbeda, ada Jokowi yang ingin penggantinya bisa meneruskan cita-cita beliau.
Untuk mencapai itu semua, nampaknya tak cukup kalau cuma mengandalkan elektabilitas capres. Pengaruh elektabilitas cawapres ternyata besar juga.Â
Tapi yang ironis, hingga saat ini posisi cawapres masih terombang-ambing tak ada kepastian.
Maka yang kasihan kemudian adalah figur cawapres yang di kandidatkan oleh ketiga poros. Macam AHY, Ahmad Heryawan, Ning Yenny Wahid, Cak Imin, Sandiaga Uno dan Erick Thohir.
Mereka semua jadi rebutan dan punya daya tawar bergengsi untuk dijadikan alat meraih kemenangan. Tapi belum tentu di tengok atau di ajak rembukan saat sudah menang pilpres dan dilantik jadi wapres.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H