Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Alot Soal Cawapres dan Gambaran Sikap Poros Koalisi

10 Agustus 2023   10:04 Diperbarui: 11 Agustus 2023   03:31 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memilih cawapres di pemilu 2024. Sumber: kompas.com/Handining

Lalu mengapa ketuanya tetap, karena figur bakal capres terkunci di tiga poros tersebut. Anies Baswedan oleh partai Nasdem, Prabowo Subianto Gerindra dan Ganjar Pranowo PDIP.

Saya kira sulit bagi partai lain di luar ketiga poros untuk mengusung tokoh berbeda. Jika dipaksakan konsekwensinya berat. Bisa tak dapat teman atau labuhan, karena capres yang di usung tak diminati oleh partai politik.

Pemilu 2024 yang di antaranya memilih pengganti Pak Jokowi merupakan momentum menunjukkan dan menjaga eksistensi. Pastinya, semua parpol ingin menang.

Namun melihat manuver, kenyataan pada perhelatan pemilu dan pilpres sebelumnya serta latar belakang setiap poros, tujuan meraih kemenangan akan berbeda pada setiap kelompok.

Dan jangan dilupakan. Pak Jokowi sebagai presiden yang pastinya akan lengser karena tuntutan regulasi, yang juga membentuk kelompok, memiliki kepentingan pula terhadap pemilu. Khususnya di ajang pilpres 2024.

Pasca lengser Pak Jokowi ingin hidup tenang. Tidak memiliki beban kinerja yang bisa membuat nama baik tercemar, macam “candi Hambalang” yang di asosiasikan ke mantan presiden SBY.

Baiklah. Sekarang mari kita cermati masing-masing poros. Dimulai dari Nasdem. Awalnya, partai politik milik Surya Paloh ini konsisten bersama Jokowi sejak 2014. Bahkan merupakan pendukung setia Jokowi PDIP.

Tapi menjelang perhelatan pilpres 2024, tiba-tiba di anggap belok di tikungan karena mencapreskan Anies Baswedan. Akibatnya, Jokowi PDIP agak meradang.

Saat masih bersama Jokowi PDIP, Nasdem mendapat fasilitas. Tiga kadernya diangkat sebagai menteri, yang kemudian sekarang tinggal dua karena yang satunya di berhentikan akibat tersandung kasus pidana.

Melihat sikap Jokowi PDIP yang meradang, Nasdem makin terdongkrak adrenalinnya untuk wajib menang pilpres. Sebab kalau sampai kalah, fasilitas yang dinikmati sejak 2014 bisa hilang. Ini sangat tidak di inginkan.

Partai Gerindra. Dua kali mencapreskan Prabowo Subianto pada ajang pilpres. Namun dua kali pula mengalami kekalahan. Pastinya tidak akan mau kalah lagi untuk yang ketiga kalinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun