"Sssssttttt.... jangan diucapkan.. amat mengganggu telinga saya!!" jawabku spontan, menyetop mulutnya. "Sebut saja.. itu Langkah pertama.."
"Langkah pertama??"
Aku menganggukkan kepalaku tanda oke, dan kedua mempelai itupun saling pandang, dan manggut-manggut juga.
**
Esoknya, aku kembali mendatangi mereka berdua.
"Pak Presideen.. kami semakin muak dengan saran Anda. Sama sekali tak enak. Malah pinggang saya pegal karena saya tak bisa mengubah posisi tidur saya." keluh pengantin cowok. "Sampai pagi menjelang, saya tak menemukan apapun yang menyenangkan. Justru dada saya sesak, kesulitan bernafas. Begitu pula isteri saya. Dia merasa tertekan.. seperti terinjak gajah.."
Aku berpikir lagi. Apa yang sudah mereka lakukan semalam, ya??
"Ya begini Pak Presiden. Saya sudah menuruti nasihat Anda.. Yang Anda sebut Langkah pertama itu.. sudah saya lakukan hingga pagi. Dan tak ada enaknya sama sekali.."
Haduh.. aku jadi berpikir keras lagi.
"Ooh.. ya ampun. Ada Langkah kedua yang belum kuberikan kepada mereka.." gerutuku.
**