Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Andai Aku Presiden RI Episode 64 – “Persepsi Tentang Seks (Part-1)”

16 Februari 2010   11:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:54 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku membolak-balik koran yang kubaca menjelang tidur. Ada berita mengenai beberapa kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di beberapa daerah. Diceritakan, kisruh di dalam rumah tangga itu disebabkan karena terjadi ketidakharmonisan hubungan suami isteri di ranjang.

Saling silang pendapat pun muncul dalam kasus-kasus seperti itu. Seorang pakar mengatakan bahwa ketidakharmonisan dalam urusan ranjang mungkin saja terjadi karena beberapa hal. Si isteri yang menuntut, atau si suami yang tidak terpuaskan. Benar-benar ini murni urusan seks. Biarlah ini menjadi urusan para seksolog. Dan aku melempar koran itu ke sudut ruangan kamar pribadiku.

Tapi malah.. aku tak pernah bisa tidur lagi gara-gara urusan ini. Aku keluar dari kamar pribadiku, dan aku menyuruh Jemangin membangunkan Ontoseno.

**

"Ada apa Mr. President? Malam-malam gini kok membangunkan saya? Apakah ada sesuatu yang gawat telah terjadi?" Ontoseno masih mengusap-usap wajahnya, kemudian menguap lagi, pertanda tidurnya memang belum lama.

"Ini penting Pak Ontoseno. Aku punya ide. Aku ingin menanyakan kepadamu apakah ide ini bisa diterapkan.." tanyaku.

"Ide apa, Mr. President..?" Ontoseno berusaha membuka lebar-lebar matanya, dan menatapku.

"Gini Pak Ontoseno. Saya ingin ada orientasi seks bagi para calon-calon pengantin baru di negeri ini. Jika calon mahasiswa harus melalui orientasi pengenalan kampus, maka calon pengantin juga harus mengikuti orientasi seks ini.. sebagai bekal 'nggebyur ing bebrayan'.. sebagai bekal terjun dalam sebuah rumah tangga.."

Pak Ontoseno kaget.

**

"Menurut saya.. urusan seks itu kan urusan pribadi to Mr. President. Jadi buat apa kita ikut campur dengan melembagakan orientasi seks segala.." Ontoseno mulai mendebatku.

"Begini Pak Ontoseno. Saya tidak melembagakannya. Atau membuat semacam kantor baru di negeri ini.. Kantor Urusan Orientasi Seks.. dipimpin oleh pejabat setingkat eselon satu.. Bukan itu pak.."

"Lalu.."

"Kita titipkan saja di lembaga yang sudah ada. Misalnya.. KUA.. itu..yang biasanya menikahkan orang.."

"Caranya..?"

"Ya caranya.. sebelum menikah.. mereka para calon pengantin itu harus dikumpulkan dulu.. untuk mengikuti orientasi seks. Bahasa kerennya.. semacam workshop seks gitu."

"Konsepnya gimana, Mr. President.. saya kok jadi penasaran.."

"Gini. Di workshop seks itu, nanti akan ada ulasan mengenai bagaimana hubungan seks yang aman. Bagaimana agar cepat punya anak. Bagaimana agar terjadi kepuasan di kedua belah pihak. Bagaimana menjaga keharmonisan.. yah.. pokoknya tema-tema yang bagus seperti itu.."

**

Kulihat, Pak Ontoseno mulai bisa menahan kantuknya. Mungkin karena ia kupaksa membicarakan tema ini. Tema tentang seks.

"Tapi Anda harus merekrut konsultan, Mr. President.." celetuk Pak Ontoseno..

"Ya jelas to Pak. Masak saya konsep sendiri. Kemampuan konsep saya tentang seks kan masih rendah. Eh.. saya sudah punya orangnya lho.."

"Masa sih..?"

"Iya.. dia pakar seks pokoknya.."

"Benarkah itu?"

"Iya.. dan dia seorang cewek.."

"Wuhuiii.. cewek.. yang pinter ngeseks..??"

"Heh!! Pinter ilmunya seks.. bukan pinter ngeseks.."

"Tapi kan.. pinter ilmunya seks.. mestinya juga pinter ngeseks.."

"Ya.. kuharap begitu Pak.. Tapi Anda jangan membicarakan dia seperti itu. Saya tidak suka mendengarnya. Dia itu sahabat saya, dan saya menghormatinya.. Anda jangan coba-coba nyindir-nyindir seperti itu lagi.."

"Iya Mr. President.. saya paham kok.. "

**

Tiga bulan kemudian.. dan konsepku memang telah disetujui. Ada sebuah proyek percontohan untuk ini. Dan aku harus meresmikannya pada hari ini, dengan memberikan pengantar bersama sahabatku seorang seksolog yang akan memberikan orientasi seks. Sekitar 20 pasang calon pengantin di pinggiran kota Jakarta telah siap di sebuah ruangan di dekat KUA untuk mengikuti orientasi seks menjelang menikah.

"Mas mas.. dan mbak-mbak.. calon pengantin baru.. selamat siang.. selamat berbahagia.. karena Anda-anda semua akan segera menempuh hidup baru. Tapi sebelum itu, ada sedikit acara yang harus diikuti.. yakni.. orientasi seks menjelang menikah.." aku memberi pengantar.

Salah satu mas calon pengantin baru tiba-tiba berdiri.

"Maaf, Pak Presiden. Bukannya saya meremehkan acara ini sih.. tapi.. Ngapain sih ada acara-acara ginian.. Urusan seks itu kan urusan keciilll.. Urusan cetek banget.. dan saya sudah bisa melakukannya, Pak Presiden.. tidak usah dikasih tahu seperti ini.."

Agak gugup juga aku mendengar protes salah satu calon pengantin. Tapi.. merasa calon suaminya sok tahu, tiba-tiba calon pengantin wanitanya berdiri juga.

"Maaf Pak Presiden. Saya minta waktu untuk curiga sama calonku itu, Pak Presiden. Jadi kamu selama ini sudah jago melakukannya.. berarti kamu sudah tidak perjaka lagi.. Berarti kamu membohongiku..!"

Mas calon pengantin yang tadi protes langsung tersentak.

"EEee..mm.. bukan maksudku begitu, Dik.."

"Halah!! Jujur saja.. kamu sok sombong tahu tentang seks.. eeh.. jangan-jangan kamu memang sudah sering melakukannya di lokalisasi.."

"Tidak Diik.. aku tadi hanya protes.. ngapain ada acara ginian segala.. "

"Ya kalau gitu dengerin aja apa nasihat Pak Presiden. Jangan sombong kayak gitu.."

Dan memang terjadi pertengkaran antara mas dan mbak calon pengantin. Aku segera melerai mereka. Dan suasana kembali tenang.

**

Aku langsung mempersilakan sahabatku sang seksolog untuk memberikan orientasi seksnya.

"Begini ya.. Seks adalah sesuatu yang sakral. Seks yang sehat adalah sesuatu yang membahagiakan.. aman.. dan membuat cinta kita semakin erat.. sebagai pasangan.." kata sahabatku itu.

"Iya betul.. yah.. begitulah memang.. Anda sebagai calon pengantin.. harus memahaminya.." aku ikut menyetujui apa kata sahabatku itu, tentunya sambil manggut-manggut. Beberapa calon pengantin wanita melirikku. Hehe.. agak GR juga aku. Mereka pasti kagum dengan pesona Mr. President. Aku melirik mereka juga. Cantik-cantik juga sih..

"Kemudian.. seks itu harus dihayati sebagai sebuah karunia Tuhan yang sempurna. Seks adalah anugerah. Seks tidak hanya membuat generasi manusia terus tersambung. Tapi seks telah menjelma menjadi sebuah entitas suci bagi pasangan suami isteri untuk melanjutkan hubungan suci pernikahannya selamanya.." kata sahabatku itu lagi.

"Iya betul.. yah.. begitulah memang.. Anda sebagai calon pengantin.. harus tahu itu.." aku masih tetap nimbrung. Ada calon pengantin wanita yang manis yang selalu melirikku dan tersenyum. Hehe.. senangnya.. dilirik seperti itu.

"Dan seks bukanlah seperti suara mesin pabrik Honda di Sunter itu. Seks adalah alunan melodi yang terangkai dengan indah. Seks adalah irama yang mendayu-dayu.. yang harus dinikmati oleh sepasang suami isteri secara bersama-sama. Bukan hanya satu pihak saja yang harus puas. Tetapi kedua belah pihak.." lanjut sahabatku yang seksolog itu.

"Iya betul.. yah.. begitulah memang.. Anda sebagai calon pengantin.."

Belum sempat aku meneruskan kata-kataku, seorang calon pengantin wanita yang sejak tadi melirikku malah berdiri. Sepertinya ingin interupsi.

**

"Maaf. Sepertinya.. Pak Presiden ini juga jago ilmunya tentang seks.. saya jadi ingin bertanya.. boleh nggak..?"

Aku kaget bukan kepalang. Kok jadi aku sih yang mau ditanyai.

"Mm.. silakan, mbak.." aku mempersilakannya.

"Mm.. dari tadi.. Pak Presiden kok hanya setuju-setuju saja.. dengan ilmu seks yang dituturkan oleh mbak seksolog. Apakah memang Pak Presiden sudah pernah mengalami sendiri.. maksud saya.. sudah pernah mempraktekkan ilmu seks ini..?"

GLEK. Aku bingung.

"Mm..mm.. belum, mbak."

"Lho.. kok belum..??"

"Yaa.. kan saya masih bujangan. Saya belum pernah ngeseks.."

"Tapi kok.. Anda sok tahu sekali.."

"Yaa.. bukannya sok tahu.. cuman ikut setuju gitu.."

"Halaah.. "

"Yaa.. sambil membayangkan tentang seks gitu.."

"Waduuh.. Berarti Anda tadi sedang membayangkan dengan saya??"

"Yaa.. eehmm.. eemm.."

Tiba-tiba calon pengantin cowok dari mbak itu berdiri.

"Saya tidak rela Pak Presiden membayangkan ngeseks dengan calon isteri saya.. Saya tidak suka itu..!! Saya protes!! Saya mau melanjutkan acara orientasi ini dengan satu syarat. Pak Presiden mesum ini harus keluar dulu dari ruangan ini..!! Kalau tidak.. akan saya laporkan ke polisi gara gara.. melirik calon isteri saya terus.. sambil membayangkan yang enggak-enggak!!"

Dan aku kaget juga mendengar interupsi mas calon pengantin itu.

**

Masih ada lanjutannya sobat.. hehehe.. alias bersambung.. hehehe..

[ salam seks. salam untukmu. you always inspiring me ]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun