Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Andai Aku Presiden RI Episode 64 – “Persepsi Tentang Seks (Part-1)”

16 Februari 2010   11:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:54 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Mas mas.. dan mbak-mbak.. calon pengantin baru.. selamat siang.. selamat berbahagia.. karena Anda-anda semua akan segera menempuh hidup baru. Tapi sebelum itu, ada sedikit acara yang harus diikuti.. yakni.. orientasi seks menjelang menikah.." aku memberi pengantar.

Salah satu mas calon pengantin baru tiba-tiba berdiri.

"Maaf, Pak Presiden. Bukannya saya meremehkan acara ini sih.. tapi.. Ngapain sih ada acara-acara ginian.. Urusan seks itu kan urusan keciilll.. Urusan cetek banget.. dan saya sudah bisa melakukannya, Pak Presiden.. tidak usah dikasih tahu seperti ini.."

Agak gugup juga aku mendengar protes salah satu calon pengantin. Tapi.. merasa calon suaminya sok tahu, tiba-tiba calon pengantin wanitanya berdiri juga.

"Maaf Pak Presiden. Saya minta waktu untuk curiga sama calonku itu, Pak Presiden. Jadi kamu selama ini sudah jago melakukannya.. berarti kamu sudah tidak perjaka lagi.. Berarti kamu membohongiku..!"

Mas calon pengantin yang tadi protes langsung tersentak.

"EEee..mm.. bukan maksudku begitu, Dik.."

"Halah!! Jujur saja.. kamu sok sombong tahu tentang seks.. eeh.. jangan-jangan kamu memang sudah sering melakukannya di lokalisasi.."

"Tidak Diik.. aku tadi hanya protes.. ngapain ada acara ginian segala.. "

"Ya kalau gitu dengerin aja apa nasihat Pak Presiden. Jangan sombong kayak gitu.."

Dan memang terjadi pertengkaran antara mas dan mbak calon pengantin. Aku segera melerai mereka. Dan suasana kembali tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun