"Ada apa lagi Pak Jemangin?" kudengar Natalia menyapa Jemangin.
"Mm.. ini non. Ada titipan dari Pak Presiden.. kan non Natalia suka cemilan kacang koro.."
Rupanya, Natalia tak segera menjawab.
"Saya tahu. Pak Jemangin mungkin telah mengadakan semacam persekongkolan dengan satu tujuan tertentu. Saya akan mengambil sedikit saja. Satu bungkus saja. Memang, lidah saya lagi butuh cemilan nich.. tapi katakan kepada Mr. President.. bahwa tak ada yang perlu ditukar dengan kacang persekongkolan ini.." ucap Natalia ketus.
Bedebah!! Di luar ruangan Natalia, aku nampak seperti monyet yang kena ketapel.
**
Jemangin menatap wajahku yang kelu.
"Anda sudah mendengar sendiri apa katanya, Pak Presiden.." gumam Jemangin.
"Iya Pak Jemangin. Baru kali ini hatinya seperti batu. Aku ingin dia merubah mindsetnya.." gerutuku. "Dan untuk ini, aku harus melakukan langkah ekstrim."
**
"Sebentar Pak Jemangin.. Saya perlu bicara empat mata dengan sampean. Very-very secret. Rahasia negara yang tidak boleh bocor.." ucapku kepada Jemangin. Dan aku mengajaknya ke bunkerku.