Gereja Katolik Tertua
Di era kolonial Belanda Malang mempunyai dua buah gereja Katolik yang besar. Salah satunya adalah Gereja Hati Kudus Yesus biasa disebut gereja Kayutangan (sekarang Jalan Jenderal Basuki Rachmat).Â
Gereja tertua satunya adalah Gereja Santa Theresia (Theresia Kerk) yang berada di Jalan Ijen (sekarang gereja Katedral Ijen, Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel).
Pada saat itu menara Gereja Kayutangan merupakan penanda kota Malang yang masih merupakan sebuah kota kabupaten.
Aktivitas ibadah sebelumya dilaksanakan di sebuah gereja yang sudah ada sejak tahun 1880. Letaknya di sebelah utara alun-alun yang dipakai bersama-sama oleh umat Katolik dan umat Protestan. Konon gedung ini sudah dibongkar.
Selanjutnya umat melakukan ibadah dengan menumpang di pendopo Kabupaten Malang sejak tahun 1897. Bupati Malang waktu itu adalah R.A. Notodiningrat III yang memerintah pada 1854-1898.Â
Selama kurun waktu delapan tahun (1897-1905) pendopo ini menjelma menjadi gereja yang lengkap dengan mimbar, bangku komuni, bilik pengakuan dosa, organ, dan perlengkapan misa atau ibadat yang lain.
Pada tahun 1905, atas prakarsa pastor Godefriedus Daniel Augustinus Jonckbloet, SJ., dibangunlah gereja Kayutangan di utara alun-alun yang hingga kini kokoh berdiri bahkan salah satu ikon di Kawasan Kajoetangan Heritage.
Pada tahun 1923 pelayanan gereja Kayutangan yang dirintis oleh misionaris Jesuit ini dilanjutkan oleh para pastor Ordo Karmel (O.Carm), yakni Pater Sondaal, O.Carm, Pater Fisscher, O.Carm dan Pater Van den Hewrd, O.Carm.
Tanggal 27 April 1927 wilayah misi ini menjadi Prefectur Apostolic Malang dengan Prefect pertamanya Pater Clemente van der Pas, O.Carm.
Tahun 1935, kepemimpinan di wilayah wilayah gereja ini dilanjutkan oleh Pater Antonius Everard Jean Avertanus Albers, O.Carm hingga tahun 1961. Statusnya kemudian menjadi Keuskupan Malang dan saat itu beliau menjabat sebagai Uskup pertama. Selanjutnya, tongkat gembala Keuskupan Malang dipimpin oleh :
- Mgr. Fransiscus Xaverius Sudartanta Hadisumarta, O.Carm (1973 - 1988)
- Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro, O.Carm (1989 - 2016)
- Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm (2016 - sekarang).