Berjalan menyusuri Kajoetangan Heritage tak sempurna jika tak berhenti di gereja megah dekat pertokoan Sarinah, tepatnya persis bersebelahan dengan restoran cepat saji, McD dan KFC.
Gereja ini merupakan gereja kenangan masa kecil sebelum tahun 1986, ketika lingkungan atau wilayah tempat tinggal saya masih belum mempunyai paroki sendiri.
Dalam Katolik, paroki adalah komunitas kaum beriman atau himpunan umat yang dibentuk secara tetap dengan batas-batas kewilayahan tertentu dalam Keuskupan (Gereja Partikular).
Setiap pulang misa atau beribadah di gereja Kayutangan kami selalu mampir di warung soto "Budhe" di perkampungan dekat GPIB Immanuel di jalan Merdeka Barat I.Â
Setelah sarapan di sana kami selalu menuju ke Taman Rekreasi Senaputra (sekarang Senaputra Cafe Garage), duduk-duduk santai di alun-alun kota Malang atau berjalan menyusuri pertokoan sepanjang menuju ke Pasar Besar.
Tempat favorit saya adalah agen koran pojok di depan PT. Telkom di seberang gereja (sekarang Cafe) untuk membeli majalah mingguan Bobo. Sambil mengunyah coklat legendaris Silverqueen dan sebotol Yakult, saya betah duduk di sana sambil membaca.
Sesekali Bapak mengajak saya dan Ibu menikmati es krim vanilla atau durian di Toko Oen sebelah agen koran ini. Di sini Ibu juga selalu membeli roti tawarnya yang lembut untuk dibawa pulang.
Aktivitas ini tak lagi saya alami setelah tahun 1986, lingkungan atau wilayah tempat tinggal kami sudah mempunyai paroki sendiri meskipun gedung yang digunakan masih menggunakan gedung milik TNI Angkatan Darat di kawasan Bunul (sekarang gereja GBI El-Shadday).