Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gereja Kayutangan Master Piece Kolonial Belanda di Kota Malang

12 Desember 2023   15:00 Diperbarui: 18 Desember 2023   09:27 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Hati Kudus Yesus yang merupakan salah satu lanskap utama kawasan bersejarah Kayutangan. Foto: KOMPAS.id

dok. pribadi
dok. pribadi

Gereja Katolik Tertua

Di era kolonial Belanda Malang mempunyai dua buah gereja Katolik yang besar. Salah satunya adalah Gereja Hati Kudus Yesus biasa disebut gereja Kayutangan (sekarang Jalan Jenderal Basuki Rachmat). 

Gereja tertua satunya adalah Gereja Santa Theresia (Theresia Kerk) yang berada di Jalan Ijen (sekarang gereja Katedral Ijen, Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel).

Pada saat itu menara Gereja Kayutangan merupakan penanda kota Malang yang masih merupakan sebuah kota kabupaten.

Aktivitas ibadah sebelumya dilaksanakan di sebuah gereja yang sudah ada sejak tahun 1880. Letaknya di sebelah utara alun-alun yang dipakai bersama-sama oleh umat Katolik dan umat Protestan. Konon gedung ini sudah dibongkar.

Selanjutnya umat melakukan ibadah dengan menumpang di pendopo Kabupaten Malang sejak tahun 1897. Bupati Malang waktu itu adalah R.A. Notodiningrat III yang memerintah pada 1854-1898. 

Selama kurun waktu delapan tahun (1897-1905) pendopo ini menjelma menjadi gereja yang lengkap dengan mimbar, bangku komuni, bilik pengakuan dosa, organ, dan perlengkapan misa atau ibadat yang lain.

Pada tahun 1905, atas prakarsa pastor Godefriedus Daniel Augustinus Jonckbloet, SJ., dibangunlah gereja Kayutangan di utara alun-alun yang hingga kini kokoh berdiri bahkan salah satu ikon di Kawasan Kajoetangan Heritage.

Pemandangan Gereja Hati Kudus Yesus Kayutangan Malang, sekitar Juli 1947 | Foto:  NIMH-Vrugt, J.A./Mariniersbrigade (2174-1739) IG @potolawas
Pemandangan Gereja Hati Kudus Yesus Kayutangan Malang, sekitar Juli 1947 | Foto:  NIMH-Vrugt, J.A./Mariniersbrigade (2174-1739) IG @potolawas
Pada tahun 1923 pelayanan gereja Kayutangan yang dirintis oleh misionaris Jesuit ini dilanjutkan oleh para pastor Ordo Karmel (O.Carm), yakni Pater Sondaal, O.Carm, Pater Fisscher, O.Carm dan Pater Van den Hewrd, O.Carm.

Tanggal 27 April 1927 wilayah misi ini menjadi Prefectur Apostolic Malang dengan Prefect pertamanya Pater Clemente van der Pas, O.Carm.

Tahun 1935, kepemimpinan di wilayah wilayah gereja ini dilanjutkan oleh Pater Antonius Everard Jean Avertanus Albers, O.Carm hingga tahun 1961. Statusnya kemudian menjadi Keuskupan Malang dan saat itu beliau menjabat sebagai Uskup pertama. Selanjutnya, tongkat gembala Keuskupan Malang dipimpin oleh :

  • Mgr. Fransiscus Xaverius Sudartanta Hadisumarta, O.Carm (1973 - 1988)
  • Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro, O.Carm (1989 - 2016)
  • Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm (2016 - sekarang).

Sebuah Master Piece

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun