Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tak Ada Tempat Berlindung, Korban Perundungan Menjerit Senyap

1 November 2024   15:49 Diperbarui: 17 November 2024   13:31 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Perundungan. (Sumber gambar: Freepik/gpointstudio)

Ia dituduh menggelapkan uang perusahaan, meskipun telah menyerahkan bukti kuitansi yang lengkap dan transparan. R menceritakan bahwa tuduhan terhadap dirinya muncul secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas. 

Setelah bekerja selama 5 tahun di perusahaan tersebut, ia merasa hubungannya dengan rekan kerja dan atasan selalu selalu baik. Namun, segalanya berubah ketika kejadian itu terjadi.

"Saya sangat terkejut dan kecewa dengan tuduhan ini," ujar R. "Saya selalu bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab. Semua transaksi keuangan yang saya lakukan selalu disertai dengan bukti kuitansi yang lengkap. Saya tidak mengerti mengapa saya dituduh melakukan hal seperti itu. Saya merasa kehilangan pekerjaan yang saya cintai dan harga diri saya terluka," tambah R. "Saya kesulitan untuk mencari pekerjaan baru karena stigma yang melekat pada diri saya setelah dituduh melakukan tindakan kriminal."

 ilustrasi perundungan di tempat kerja @canva design
 ilustrasi perundungan di tempat kerja @canva design

2. Dituduh Korupsi, Petugas Penagihan Leasing Jadi Korban Perundungan

F, seorang petugas penagihan di  Perusahaan Leasing, tengah mengalami tekanan yang sangat berat setelah dituduh menggelapkan uang nasabah. 

Padahal, ia hanya bertugas menerima pembayaran dari nasabah dan uang tersebut kemudian dibawa oleh rekan kerjanya untuk disetorkan ke kantor.

"Saya merasa sangat terpukul dengan tuduhan ini," ujar F. "Saya hanya menjalankan tugas yang diberikan kepada saya. Saya tidak pernah menyangka bahwa teman kerja saya akan melakukan hal seperti itu."

3. Denda Tak Masuk Akal: Bentuk Perundungan Baru di Tempat Kerja

B, seorang karyawan di salah satu outlet bilyard, mengaku mengalami perlakuan tidak adil di tempat kerja. Ia diminta membayar denda keterlambatan dengan jumlah di luar kemampuannya dan tidak tercantum dalam perjanjian kerja

"Saya sangat terkejut ketika diminta membayar denda sebesar RP. 50000,-. Jumlah ini sangat memberatkan dan tidak sesuai dengan aturan yang ada," ujar B. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun