Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menemukan Joy of Learning: Guru sebagai Motivator

22 Juli 2024   16:47 Diperbarui: 28 Juli 2024   16:04 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kegiatan belajar kelas 1 (dokpri)

Siapa bilang belajar itu membosankan? Pembelajaran yang menyenangkan bukan hanya sekedar tren, tetapi juga kunci untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa. Dalam era digital yang serba cepat ini, anak-anak dihadapkan pada berbagai stimulasi yang menarik. Untuk itu, guru sebagai  pendidik perlu menciptakan suasana belajar yang tidak hanya informatif, tetapi juga menyenangkan dan berkesan.

Banyak cara yang dilakukan guru untuk memotivasi siswanya agar tetap semangat belajar dan berhasil dengan baik. Cara-cara tersebut, antara lain :

1. Memberikan Motivasi Belajar kepada Siswa

Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi yang tinggi akan mendorong kita untuk lebih bersemangat dan tekun dalam belajar. Sumber motivasi bisa bermacam-macam, mulai dari keinginan untuk membanggakan orang tua, mencapai cita-cita, rasa penasaran terhadap suatu pelajaran, hingga keyakinan bahwa belajar akan membawa manfaat besar. Selain itu, rasa percaya diri dan ketekunan juga menjadi faktor penting yang dapat meningkatkan motivasi belajar.

Dengan motivasi yang tepat, proses belajar akan terasa lebih menyenangkan dan efektif. Itu sebabnya sering mendengar istilah motif dan dorongan, dikaitkan dengan prestasi belajar. Motivasi timbul jika ada rangsangan, baik karena adanya kebutuhan (needs) maupun minat (interest) misalnya motif berprestasi (achievement motive). Hal ini berarti bahwa keinginan mencapai sesuatu keberhasilan merupakan pendorong untuk bertingkah laku atau melakukan kegiatan. Motivasi dapat memberikan semangat (dorongan) yang luar biasa terhadap seseorang untuk berperilaku dan memberikan arah dalam belajar. Motivasi ini pada dasarnya merupakan keinginan (wants) yang ingin dipenuhi  (dipuaskan), maka ia timbul jika ada rangsangan, baik karena adanya kebutuhan (needs) maupun minat (interest). 

Menurut Djamarah (2011), terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu diketahui dalam menimbulkan motivasi belajar pada siswa, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar 

Seseorang melakukan aktivitas belajar tanpa motivasi belum menunjukkan aktivitas yang nyata ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktivitas yang nyata. Minat merupakan kecenderungan psikologis yang menyenangi sesuatu objek, belum sampai melakukan kegiatan. Namun, minat adalah alat motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi.

b. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar 

Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.

c. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman 

Setiap orang senang dihargai dan tidak disuka dihukum dalam bentuk apapun. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek. Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada anak didik dengan tujuan untuk memberhentikan perilaku negatif anak didik. Frekuensi kesalahan diharapkan lebih diperkecil setelah diberikan hukuman pada anak didik.

d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar 

Dalam dunia pendidikan, anak didik membutuhkan penghargaan. Dia tidak ingin dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan kepadanya sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anak didik. Anak didik merasa berguna, dikagumi atau dihormati oleh guru atau orang lain. Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik, semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar.

e. Motivasi dapat memupuk optimis dalam belajar 

Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari-hari mendatang.

f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar 

Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik.

2. Mengembangkan Motivasi dan Sikap Semangat Mengajar   

Guru seharusnya selalu termotivasi untuk mengajar dengan ikhlas (taching by heart),mempertahankan dan menunjukkan harga diri ( prestige), ketenangan lahir dan batin untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. Ini adalah unsur intrinsik yang merupakan medan magnet yang akan menarik minat dan motivasi siswa untuk belajar bersama guru yang tampil ceria, menarik, enerjik, percaya diri atau antusias. Selain faktor intrinsik juga ada faktor entrinsik yang membuat guru selalu termotivasi diantaranya mendapatkan pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan, bersosialisasi dengan orang lain atau memperoleh status yang lebih tinggi dalam posisi profesinya atau  di lingkungan masyarakat.

3. Mengarahkan Siswa kepada Tujuan yang Ingin Dicapai

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh adanya tujuan yang jelas. Ketika siswa memiliki tujuan yang ingin dicapai, mereka akan termotivasi untuk berusaha lebih keras dan belajar secara efektif serta efisien.

4. Membangkitkan Minat Belajar

Menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata (contextual learning)  dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa akan lebih mudah mengingat dan menerapkan materi yang telah dipelajari karena mereka dapat melihat langsung manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Membimbing Siswa Mengatur Siswa Mengatur Waktu dan Disiplin dalam Belajar

Kemampuan seseorang untuk disiplin adalah cerminan karakternya. Disiplin ini bukan bawaan lahir, melainkan hasil dari proses pendidikan dan latihan. Guru memiliki peran penting dalam membimbing siswa untuk membiasakan diri dengan disiplin, sehingga disiplin menjadi bagian dari diri mereka sendiri

6. Memberi Kesempatan kepada Siswa Untuk Aktif

Proses belajar yang efektif adalah ketika siswa merasa memiliki kebebasan untuk memilih cara belajar yang mereka sukai. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa untuk belajar melalui berbagai cara, seperti membaca, bereksperimen, atau berdiskusi.

7. Menggunakan Metode dan Kegiatan  Pembelajaran yang Bervariasi

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan satu metode pembelajaran dapat menutupi kelemahan metode pembelajaran yang lainya. Metode pembelajaran yang bervariasi ini dapat mempertahankan motivasi siswa agar tetap belajar penuh semangat.

8. Memberikan Tugas yang Menantang kepada Siswa

Agar siswa dapat berkembang secara optimal, tugas yang diberikan harus memiliki tingkat kesulitan yang tepat. Tugas yang terlalu mudah tidak akan merangsang siswa untuk berpikir lebih dalam, sedangkan tugas yang terlalu sulit dapat menurunkan motivasi belajar mereka. Guru perlu menyeimbangkan antara tantangan dan dukungan agar siswa dapat mencapai potensi maksimalnya.

9. Berinteraksi dan Berkomunikasi Aktif dengan Siswa 

Tujuan utama dari pembelajaran adalah untuk melatih siswa agar mampu berpikir secara logis dan menyelesaikan masalah. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan interaksi yang intens antara guru dan siswa. Guru harus menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa untuk bertanya, berdiskusi, dan mengeksplorasi ide-ide baru. 

10. Menciptakan Suasana Kelas yang Mendukung Belajar

Suasana kelas  yang tenang, aman, nyaman, bersih dan indah serta keakraban antara antara guru dengan siswa dan siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.  Dengan demikian motivasi siswa akan tumbuh karena merasa diperhatikan oleh guru. Guru berperan sebagai orang tua kedua setelah ayah dan ibunya di rumah sehingga perhatian itu tidak hanya dalam proses pembelajaran tetapi juga di luar proses pembelajaran dengan adanya pengenalan guru yang mendalam terhadap pribadi individu siswa.

11. Mendorong Siswa untuk Belajar yang Bermakna

Dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang ingin mereka kuasai, kita mendorong mereka untuk menjadi pembelajar yang mandiri.

Sebagai guru marilah kita berperan sebagai motivator agar siswa-siswi kita dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik secara fisik maupun mental. Salam literasi! 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun