Mohon tunggu...
ArvenGoranz
ArvenGoranz Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

hanya memperbesar kemungkinan untuk selalu di_kenang, walaupun menyadari tidak pernah di_menangkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Pembelajaran Diskusi Kelompok

23 Oktober 2024   02:25 Diperbarui: 23 Oktober 2024   02:34 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam konteks PPKn, globalisasi membuka peluang bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan mereka, tetapi juga berpotensi mengikis nilai-nilai Pancasila jika tidak diimbangi dengan pemahaman yang mendalam dan internalisasi nilai-nilai tersebut. Misalnya, dalam diskusi tentang demokrasi, mahasiswa mungkin lebih mudah terpengaruh oleh pandangan-pandangan dari luar yang mereka temukan di internet, tanpa memahami konteks demokrasi yang diusung oleh Pancasila.

Diskusi kelompok berbasis teknologi menjadi salah satu metode pembelajaran yang semakin umum digunakan. Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil dan mendiskusikan topik tertentu dengan bantuan teknologi. Namun, tantangan yang muncul adalah bagaimana mendorong mahasiswa untuk tetap mengembangkan pemahaman pribadi mereka dan tidak hanya mengikuti pendapat mayoritas tanpa analisis kritis. Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan strategi yang tepat dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum PPKn. Salah satu rekomendasi adalah perlunya pelatihan bagi dosen dan mahasiswa dalam penggunaan teknologi, sehingga mereka dapat memanfaatkannya secara efektif untuk mendukung pembelajaran. Selain itu, pengembangan kurikulum yang mendukung internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui metode pembelajaran yang inovatif dan efektif juga sangat diperlukan. 

Secara keseluruhan, pendekatan yang holistik dalam penggunaan teknologi dan metode diskusi kelompok sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran PPKn. Teknologi harus dilihat sebagai alat yang mendukung pembelajaran yang mendalam dan bermakna, bukan sebagai pengganti pemahaman kritis dan independen. Dengan pendekatan pedagogis yang tepat, teknologi dapat membantu mahasiswa menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mereka, sambil tetap menjaga kualitas dan kedalaman pembelajaran. Berdasarkan hasil kajian literatur dan wawancara, penulis dapat merekomendasi beberapa solusi dalam menyikapi persoalan di atas;

Pengembangan Kurikulum yang Adaptif: Institusi pendidikan perlu mengembangkan kurikulum yang tidak hanya mengintegrasikan teknologi secara efektif tetapi juga mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis dan mandiri. Kurikulum harus dirancang untuk mengakomodasi metode pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif, yang tetap berfokus pada internalisasi nilai-nilai Pancasila. Pendekatan Holistik dalam Penggunaan Teknologi: Teknologi harus dilihat sebagai pelengkap, bukan pengganti metode pengajaran tradisional. Penggunaan teknologi dalam diskusi kelompok harus disertai dengan pengawasan yang ketat dan umpan balik yang konstruktif dari dosen untuk memastikan bahwa mahasiswa tetap mengembangkan pemahaman pribadi mereka. Penguatan Internal Nilai-Nilai Pancasila: Pendidikan PPKn harus lebih menekankan pada internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui metode pembelajaran yang aplikatif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mahasiswa. Teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat pemahaman ini, tetapi harus diimbangi dengan pengajaran yang menekankan konteks lokal dan nasional. Evaluasi Berkelanjutan: Institusi pendidikan harus melakukan evaluasi berkelanjutan terhadap efektivitas penggunaan teknologi dalam pembelajaran PPKn. Evaluasi ini penting untuk menilai apakah metode yang digunakan berhasil meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai Pancasila dan bagaimana metode tersebut dapat disesuaikan untuk mengatasi tantangan yang muncul.

Daftar Rujukan

Buku

Suryadi, Ahmad. Teknologi dan media pembelajaran jilid i. CV Jejak (Jejak Publisher), 2020.

Jurnal

Agustin, Dyah Satya Yoga. 2011. "Penurunan Rasa Cinta Budaya Dan Nasionalisme Generasi Muda Akibat Globalisasi." Jurnal Sosial Humaniora (JSH) 4(2):177-185.

Bani, Marsi and and , Petrus Ly, Soleman Nub Uf, Daud Nassa, Leonard Lobo, Thomas Kemil Masi, Fredik Kolo. 2023. "Pendampingan Penyusunan Modul Ajar Bagi Guru SMP Se-Kabupaten Belu." Universitas Nusa Cendana Http://Journal.Neolectura.Com/Index.Php/Kangmas 4(3):184--87. doi: https://doi.org/10.37010/kangmas.v4i3.1498.

Bani, Marsi D.S dan Jelia Mau. 2024. "PERAN GURU PPKN DALAM MENANAMKAN KARAKTER CINTA TANAH AIR DAN SEMANGAT KEBANGSAAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 5 KUPANG." Gatra Nusantara (Jurnal Politik, Hukum, Sosial Budaya, Dan Pendidikan 22(1):153--67.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun