Metode diskusi kelompok terbukti efektif dalam pembelajaran berdasarkan hasil analisis kuisioner dan observasi lapangan. Mahasiswa terlibat aktif dalam pertukaran ide yang meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari. Melalui kolaborasi, mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah bersama-sama. Meski demikian, ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki agar metode ini lebih optimal. Diskusi kelompok mendorong mahasiswa untuk berdialog dan bertukar pendapat, baik dengan dosen maupun teman sekelas, sehingga mereka dapat berpartisipasi dengan baik tanpa aturan yang terlalu kaku namun tetap mengikuti etika yang disepakati bersama. Dosen berperan sebagai fasilitator yang memungkinkan mahasiswa berpartisipasi aktif.
Melalui metode ini, mahasiswa diharapkan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi. Mereka didorong lebih optimis dan berani menyampaikan argumentasi dengan kosakata serta tata bahasa yang tepat. Dengan demikian, setiap penyampaian pendapat dapat tersampaikan dan dijawab dengan baik.
Program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di Universitas Nusa Cendana menggunakan diskusi kelompok sebagai pendekatan utama untuk mengembangkan pemahaman mahasiswa. Diskusi ini dirancang untuk memfasilitasi pertukaran gagasan, pendapat, dan pandangan yang lebih luas. Dalam konteks pembelajaran PPKn, metode ini memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai Pancasila dan kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa didorong untuk aktif mengemukakan pendapat terkait isu-isu kebangsaan, hak dan kewajiban warga negara, serta aspek-aspek demokrasi. Diskusi ini tidak hanya meningkatkan pemahaman teori, tetapi juga kemampuan untuk mengaplikasikan konsep dalam konteks nyata, seperti menganalisis kebijakan pemerintah atau dinamika sosial-politik di Indonesia.
Diskusi kelompok juga berperan dalam pengembangan soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kerja sama tim. Mahasiswa belajar mendengarkan pendapat orang lain, mengajukan argumen yang kuat, dan membangun solusi bersama melalui konsensus. Keterampilan ini penting bagi lulusan yang akan menjadi agen perubahan di masyarakat. Keberagaman sudut pandang dalam kelompok memperkaya diskusi dan memberikan wawasan baru yang mungkin tidak ditemukan dalam metode pembelajaran konvensional. Diskusi kelompok tidak hanya meningkatkan pemahaman akademik, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di antara mahasiswa. Namun, tantangan utama dalam diskusi kelompok adalah kolaborasi yang baik di antara anggota. Tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan komunikasi dan kerja sama yang sama. Hal ini sering menimbulkan ketidakseimbangan partisipasi, dengan beberapa mahasiswa mendominasi diskusi sementara yang lain pasif. Peran dosen sebagai fasilitator sangat penting untuk memastikan setiap peserta mendapat kesempatan berbicara dan berkontribusi.
Keterampilan berbicara juga menjadi faktor penting. Mahasiswa dengan kemampuan komunikasi yang baik lebih percaya diri dalam menyampaikan ide, sementara yang kurang terbiasa berbicara mungkin merasa canggung atau tidak nyaman. Untuk itu, peningkatan keterampilan komunikasi melalui pelatihan atau latihan presentasi diperlukan. Manajemen waktu juga menjadi tantangan. Diskusi terkadang memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan karena kompleksitas isu yang dibahas. Pembatasan waktu diskusi dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan efisiensi dan mencapai tujuan pembelajaran. Secara keseluruhan, meskipun metode diskusi kelompok bermanfaat, masih ada ruang untuk perbaikan. Mengatasi kurangnya kolaborasi, keterampilan berbicara yang belum optimal, dan manajemen waktu yang kurang efektif dapat membantu mengoptimalkan metode ini. Dengan begitu, diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran.
Hasil kuisioner terhadap mahasiswa PPKn semester V menunjukkan mayoritas mahasiswa merasakan manfaat diskusi kelompok dalam pembelajaran. Mereka merasa metode ini memfasilitasi pemahaman lebih mendalam karena kesempatan berbagi informasi dan saling melengkapi satu sama lain. Diskusi ini juga dianggap efektif untuk mengeksplorasi berbagai sudut pandang yang memperkaya pemahaman individu. Suasana diskusi yang interaktif mendorong partisipasi lebih aktif dan keberanian mengemukakan pendapat.
Di sisi lain, beberapa kelemahan muncul, seperti sulitnya memastikan semua anggota kelompok berpartisipasi secara merata. Kadang, hanya beberapa mahasiswa yang aktif, sementara yang lain pasif, sehingga distribusi pengetahuan dalam kelompok menjadi tidak merata. Keterbatasan waktu diskusi juga menjadi kendala, terutama saat membahas topik kompleks. Diskusi sering kali terhenti sebelum semua aspek dibahas secara tuntas, sehingga pemahaman mahasiswa menjadi kurang optimal.
Perbedaan tingkat pemahaman antar anggota kelompok juga menjadi perhatian. Mahasiswa yang lebih menguasai materi cenderung mendominasi diskusi, sedangkan yang kurang memahami materi terpinggirkan, yang berpotensi menimbulkan kesenjangan penguasaan materi. Meski demikian, beberapa mahasiswa merasa lebih nyaman belajar melalui diskusi kelompok. Mereka merasa bebas bertanya dan mendiskusikan hal-hal yang tidak mereka pahami dengan sesama mahasiswa. Diskusi kelompok juga memberikan ruang belajar yang kolaboratif, di mana mereka saling mendukung. Namun, diskusi yang kurang terarah bisa menyebabkan percakapan tidak relevan dan menghambat pembelajaran. Oleh karena itu, arahan dosen sangat penting untuk menjaga diskusi tetap fokus pada tujuan pembelajaran. Dosen perlu memberikan panduan yang jelas sebelum diskusi dimulai dan memastikan partisipasi aktif dari semua anggota kelompok. Dengan demikian, metode diskusi kelompok dapat menjadi alat pembelajaran yang lebih efektif.
Pembahasan
Dalam era globalisasi yang semakin berkembang pesat, Pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks. Globalisasi telah membawa dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana mempertahankan dan menginternalisasi nilai-nilai lokal yang terkandung dalam Pancasila di tengah arus informasi global yang kian deras (Rizky, Namiroh.,et al 2024). Di satu sisi, globalisasi memungkinkan akses yang lebih mudah dan cepat terhadap berbagai informasi dari seluruh dunia, yang dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan mahasiswa. Namun, di sisi lain, globalisasi juga berpotensi mengikis nilai-nilai nasional jika tidak diimbangi dengan pemahaman yang mendalam dan internalisasi nilai-nilai (Mesiono, Mesiono, et al. 2024) Â
Perubahan pesat dalam era global saat ini memunculkan sejumlah tantangan yang signifikan di berbagai aspek kehidupan termasuk pendidikan perguruan tinggi (Mesiono, et al. 2024:3147). Berbica mengenai pendidikan berarti sama halnya berbicara tentang bagaimana individu ataupun kelompok mampu memperbesar peluang hidup lebih layak dan sebagai mana mesti di harapkan. Pendidikan yang bersifat relatif ataupun fleksibel ini sehingga memungkinkan adanya perubahan-perubahan yang terjadi berdasarkat tuntutan lingkungan maupun globalisasi itu sendiri. Di Indonesia, arus globalisasi memaksa institusi pendidikan untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi tidak hanya terbatas pada akses informasi yang lebih luas, tetapi juga pada perubahan metode pengajaran yang menuntut pendidikan lebih inklusif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Hai ini dapat di lihat melalui seiring berjalannya waktu pendidikan pun terus mengalami pembaharuan dari masa ke masa guna  menyelaraskan  dengan  arus  globalisasi  yang  makintak  terbendung.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari kurikulum yang digunakan  terus dimodifikasi dari kurikulum pertama  yang diberlakukan  pada tahun 1947  selanjutnya  berturut-turut  disempurnakan  pada  tahun  1952,  1968,  1984,  1994,  2004,  2006  dan yang terbaru kurikulum 2013 (Bani, Marsi D.S dan Jelia Mau 2024:154).