Mohon tunggu...
Yusuf Ali
Yusuf Ali Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Aku Ada adalah Aku Ada

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenapa Saya Tidak Puas Nonton Film Warkop DKI Reborn?

19 September 2016   16:43 Diperbarui: 19 September 2016   17:50 4346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang paling saya suka itu saat Kasino nyanyi lagu plesetannya Kyu Sakamoto - Sukiyaki. Kebetulan lagu Sukiyaki adalah lagu favorit saya.

Ada Dua Indro. Lho?

Seperti kita tahu satu-satunya personil Warkop DKI asli yang masih hidup adalah Indro. Lalu kenapa sosok Indro kena jatah reinkarnasisasi? Tentu dong karena Bang Indro kan sudah tua. Masak digandengin sama Abimana dan Vino. Maka jadilah Tora Sudiro memerankan Indro. Meski begitu bang Indro yang asli juga ikut di film ini. Sebagai apa?

Sebagai saksi hidup Warkop DKI tentu saja Indro memiliki peranan besar dalam pembuatan film Warkop DKI. Dan sebagai "narasumber utama" bang Indro tidak harus dapat peran. Untungnya peran Bang Indro cukup masuk akal (mungkin), yakni sebagai Indro Masa Depan.

Namanya juga film komedi. Nyambung gak nyambung yang penting ketawa. Dan yang paling penting, "tertawalah sebelum tertawa itu dilarang".

Saya sangat berharap Bang Indro yang asli menjadi pemain utama bukan hanya asal ada. Sekalipun menjadi Indro Masa Depan lagi juga tidak masalah. Saya rasa ini akan lebih menghidupkan kembali film Warkop DKI Reborn.

Komika. Komika Everywhere!

Banyak sekali komika yang dapat pemeran tambahan, misalnya (untuk tidak menyebut semua, dan maaf kalau salah sebut): Bintang Bete, Yudha Keling, Ari Kriting, Arif Didu, Ge Pamungkas, Mc Danny dan mungkin yang lainnya.

Meski hanya sekadar figuran di film ini saya merasa bahwa acara berbentuk stand-up comedy adalah acara ajang pencarian bakat tersukses. Bisa dilihat hampir semua komika selalu muncul di layar televisi. Ini tidak terjadi pada jenis ajang pencarian bakat yang lainnya.

Lebih Berani

Ada kode tersembunyi di balik pesan "Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang". Ini menunjukkan bahwa ada hal lain selain 'tertawa' yang dilarang/dikekang pada waktu itu, yaitu kebebasan berpendapat. Kalau kebebasan pendapat sudah tidak ada, kita hanya bisa tertawa. Dan kalau tertawa itu sudah dilarang juga, lalu kita bisa apa? Maka tertawalah sebelum tertawa itu dilarang. Itulah produk kontemplasi saya yang sok tahu.

Di masa sekarang orang lebih bebas mengutarakan pendapatnya dibandingkan zaman Order Baru. Karena itu film Warkop DKI Reborn juga tampil lebih berani mengangkat isu-isu sosial masyarakat terutama masyarakat urban. Pelanggaran lalu lintas, misalnya.

Diskursus berat semisal tentang hakim yang memberi vonis bebas terhadap pembakar hutan yang seharusnya bikin orang bosan karena terlalu serius, tapi di Warkop DKI Reborn malah bikin orang tertawa. Agus Kuncoro yang bagi saya tidak lucu-lucu amat, menjadi sangat laughable ketika berperan sebagai "hakim yang baperan" di film Warkop DKI Reborn.

Harapan saya isu-isu sosial ini lebih diangkat lagi di sekuel kedua. Tentu dengan tingkat kelucuan yang, minimal sama dengan sekuel pertamanya.

Sangat Tidak Puas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun