Mohon tunggu...
Yusuf Ali
Yusuf Ali Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Aku Ada adalah Aku Ada

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenapa Saya Tidak Puas Nonton Film Warkop DKI Reborn?

19 September 2016   16:43 Diperbarui: 19 September 2016   17:50 4346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ada adegan vulgar yang terpaksa dia tonton pun, seperti adegan Nikita Mirzani duduk di atas meja, saya tutup pandangannya dengan tangan. Begitu pun saat ada adegan agak ngeri, misalnya ketika Indro melepas wajah yang dia kira topeng saya tutup matanya agar dia tidak melihatnya.

Ingat! Adegan vulgar dan kata-kata kasar/jorok tidak hanya ada di film dewasa atau film dengan rating 18+ tapi juga film anak-anak. Lihat saja film Frozen, misalnya. Yang pernah nonton pasti tahu ada adegan ciuman antara Kristoff dan Anna. Tapi apakah ada yang protes? Ga ada kan? (anggap saja gak ada). Saya sebagai orang tua juga tidak protes, justru di situlah orang tua berperan sebagai pembimbing.

Seharusnya lebih banyak orang kecewa dengan film Frozen daripada Warkop DKI Reborn karena ratingnya jelas! Sudah tahu Warkop DKI Reborn itu film dengan rating 13+ (bahkan sempat 17+), mestinya tahu resiko mengajak anak-anak nonton. Sudah tahu gitu, protes!

Itulah cara saya melindungi anak-anak saya dari tontonan yang tidak mendidik, disturbing, kasar, jorok, sensual, nanyian dewasa, sentimentil, cinta monyet, dan sebagainya. Saya selalu arahkan pada apa yang memang pantas untuk anak seusianya.

Selain unsur nostalgila alias nostalgendeng tidak sedikit orang yang penasaran, berhasilkah Abimana, Vino, dan Tora menjadi Dono, Kasino, dan Indro. Setidaknya itulah pertanyaan saya.

Reinkarnasisasi Dono, Berhasilkah?

Benar saja. Buat yang pernah nonton Film Dono pasti mengenal karakter Dono. Memang ada kemiripan dengan yang diperankan Abimana, misalnya saat dia menang telak dari Kasino dan Indro saat berhasil mencium tangan Sophie, si gadis cantik dari Chips cabang Perancis,  dan Sophie dalam tugasnya ikut bersama Dono. Ini Dono banget menurut saya. Saya sempat mengira pemeran Sophie adalah Meriam Bellina. Hahaha...

Namun, satu hal yang tidak bisa disembunyikan Abimana adalah gigi tongos palsu. Ini jelas kentara ketika dia mengintonasikan huruf "s". Coba Anda ingat-ingat adegan di bandara saat Dono berhasil menjual taplak meja Katty Perry seharga "Lima belas juta". Atau ketika dia berjoget dan ikut bernyanyi saat pak polisi bernyanyi lagu dangdut "Cinta karena dasi". Dengarkan bagaimana dia mengucapkan "s". Perbedaan bunyi itu bisa jadi karena dia pakai gigi palsu sehingga suara "s" stuck di gigi aslinya.

Lepas itu semua dari awal saya tidak berekspetasi Abimana akan menjadi 100% Dono. Usahanya yang keras sudah bisa saya hargai minimal dia sudah berusaha sebaik yang dia bisa.

Kalau Reinkarnasisasi Kasino, Gimana?

Ada tiga huruf yang sama dalam nama Kasino dan Vino. Kebetulankan? Saya rasa tidak! Hahaha... Ini sih namanya cocoklogi. Kalau acting Abimana menghadirkan sosok Dono yang "baru" (setidaknya menurut saya), Vino nampaknya berusaha menjadi Kasino 100%. Namun yang terjadi kemudian adalah Kasino a la Vino. Perilakunya mirip Kasino tapi wajah dan bicaranya 100% Vino. Kasino yang paling pintar di antara yang lain dan punya talenta bernyanyi dengan bahasa asing berhasil direinkarnasisasikan oleh Vino. Plus hewan-hewan peliharaan Kasino: monyet bau, kadal bintit, muka gepeng, kecoa bunting, babi ngepet, dinosaurus, brontosaurus, kirik, juga dibawakan not bad.

Kekurangannya apa? Ada dong pastinya. Suara Vino yang khas tidak bisa menggantikan suara Kasino yang jelas dan tidak serak seperti Vino. Saya pun sempat tidak memahami ucapan Kasino meski diulang-ulang sebanyak tiga kali (adegan di teras rumah). Ada yang tahu dia ngomong apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun