Mohon tunggu...
Yusuf Senopati Riyanto
Yusuf Senopati Riyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Shut up and dance with me
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saat ini sebagai buruh di perusahaan milik Negara.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Nah

8 September 2022   04:05 Diperbarui: 8 September 2022   04:19 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Biaya produksi per barel dan bagi hasil dengan kontraktor 30 dollar x 192 juta per tahun minyak mentah untuk BBM bersubsidi x 15.000 = 86,4 triliun

Biaya penyulingan per barel, kalau standar Uncle Sam cuma 9 dollar untuk bensin dan 7 dollar untuk solar. Baiklah, kita  ambil 9 dollar.

Jadi untuk biaya penyulingan = 9 dollar x 192 juta barel × 15.000 = 25,9 triliun

Distribusi dan bagi hasil dengan SPBU taruhnya 10% dari total penjualan = 20 triliun

Jadi total biaya produksi = 25,9 T + 86,4 T + 20 T = 132,3 triliun

Sedangkan hasil penjualan bbm bersubsidi = 200 triliun

Ada selisih surplus 60-70 triliun. Semuanya adalah Rupiah, dan bahkan redenominasi belum dibutuhkan.

Apabila persoalan utama kita soal subsidi,BBM dan Listrik  tidak berkesudahan, maka, fix.. Kelak apabila terjadi hiperinflasi, murni adalah akibat kesalahan Pemerintah Mr.President Jokowi.  

 Kambing Hitam

Ketika berbagai proyek politik dan ideologis tersebut dalam kenyataannya tetap tidak sepenuhnya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi INA bergerak sesuai target, berbagai alasan atau kambing hitampun akan dicari-cari. Kambing hitam tersebut bisa berasal dari dalam negeri, namun bisa juga berasal dari luar negeri. Pemerintah tentu saja tidak akan mau secara terus menerus mencari kambing hitam dari faktor dalam negeri. Sebab jika itu terus menerus dilakukan, maka ibarat pepatah “menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri”. Langkah tersebut sama artinya pemerintah mengakui bahwa kinerja ekonominya lemah. Meskipun sejatinya dan sejujurnya, soal perang Ukraina dan Rusia saat ini seluruh dunia menjadikan perang tersebut sebagai Kambing Hitam sempurna. Namun demikian, sangat langka di dunia ini, penguasa yang mau mengakui kekurangan, kelemahan dan kegagalannya. Apalagi dengan gentlemen dan kesatria bertanggungjawab dengan kondisi yang ada dan tidak diharapkan oleh kebanyakan rakyatnya. Lalu pejabat tersebut turun,mundur dari jabatannya dengan sukarela. Mau atau Tidak. Bukan Bisa apa Tidak Bisa.

Mau Atau Tidak. Bukan Bisa Apa Tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun