Mohon tunggu...
Yu Suf
Yu Suf Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca, kepribadian menarik dan santun, perencanaan keuangan, bisnis, investasi, sukses, teknis sumberdaya air

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Surat Ke-112 Al Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah) dalam Kehidupan Dunia

10 Maret 2024   06:13 Diperbarui: 10 Maret 2024   06:35 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses pencarian Tuhan oleh Nabi Musa mewakili rasa keingintahuan setiap manusia akan Zat yang Maha Segala-galanya.

Matahari, bulan, bintang, gunung menjadi zat yang menjadi dugaan awal Nabi Musa, bahwa itulah Tuhan manusia, ternyata keberadaannya tidak abadi. Hingga akhirnya Nabi Musa berdoa dan memohon agar Tuhan menunjukkan wajahnya. Akhirnya Tuhan mengabulkan doanya, Allah pun menunjukkan wajahnya dibalik gunung Thur, dan seketika itu Nabi Musa pingsan.

Manusia zaman kini, akibat perkembangan ilmu pengetahua dan teknologi mampu menguak banyak tabir akan keberadaan Allah melalui benda-benda dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya di langit dan di bumi, yang kita kenal sebagai ayat-ayat kauniyah (bukti kebesaran Allah).

Untuk meyakini keberadaan Allah, sebetulnya setiap manusia hanya perlu mengenal dirinya sendiri, belajar bagaimana proses terciptanya manusia?

Bagaimana Allah meniupkan ruh dalam jasad manusia? Memikirkan, mempelajari dan merenungi kerja organ-organ tubuh, sistem pernafasan, sistem peredaran darah, sistem kerja jantung, sistem kerja otak dan lain-lain. Yang kesemuanya akan berakhir dengan sebuah kekaguman atas keberadaan dan kebesaran Tuhan, Sang Pencipta.

Pada saat manusia berada dalam kondisi bahaya dan kegentingan tingkat tinggi, seorang manusia berpaham ateis atau agnotisme akan mencari, berdoa kepada sesuatu yang dianggapnya sebagai Tuhan.

Dalam pesawat terbang yang mengalami cuaca sangat buruk, awan tebal, hujan, kilat dan guntur, pilot mengalami gangguan jarak pandang, sehingga pesawat terbang dalam kondisi tidak stabil dan terguncang kuat (turbulensi). Suasana mencekam, semua penumpang dalam kondisi panik dan ketakutan. Masing-masing sibuk memohon pertolongan kepada Tuhan, mengingat Tuhan, membaca Kitabullah, dzikrullah, istighfar dan melantunkan doa-doa tanpa putus dengan harapan segera turun pertolongan-Nya.

Hal yang sama akan berlaku ketika cuaca buruk di laut dan di darat. Ketika kita berada di dalam kapal laut atau perahu yang sedang diterjang badai dan ombak ganas. Atau ketika kita sedang bepergian dengan motor, mobil atau kendaraan umum lain tiba-tiba muncul angin topan (puting beliung) dengan kecepatan tinggi menghadang kendaraan yang kita tumpangi.

Atau ketika kita berada di rumah, tapi sedang dalam ancaman bencana alam meletusnya gunung berapi, banjir bandang, gempa bumi dahsyat dengan atau tanpa Tsunami, kita sebagai manusia lemah akan spontanitas dzikrullah meminta pertolongan-Nya agar selamat dari musibah.

allahus samad

Artinya: "Allah tempat meminta segala sesuatu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun