Imlek akan segera tiba. Kemeriahan perayaan Imlek sudah terasa. Imlek adalah tradisi yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa sebagai bentuk ucapan syukur dan harapan yang lebih baik di tahun yang baru. Banyak etnis Tionghoa yang bermigrasi ke berbagai negara membuat Imlek telah menjadi sebuah perayaan global.
Nah, menjelang Imlek ini, saatnya bercerita tentang klenteng tertua di Tangerang yaitu Klenteng Boen Tek Bio.
Sejarah Klenteng Boen Tek Bio
Klenteng Boen Tek Bio diperkirakan dibangun pada tahun 1684, dan pernah direnovasi yaitu pada tahun 1844.
Boen memiliki arti intelektual, Tek adalah kebajikan, dan Bio adalah rumah ibadah. Klenteng Boen Tek Bio yang dibangun untuk menghormati Dewi Kwan Im, memiliki arti sebagai tempat bagi umat manusia agar menjadi insan yang memiliki intelektual dan penuh dengan kebajikan.
Klenteng Boen Tek Bio didirikan karena adanya orang Tionghoa di Tangerang yaitu sekitar tahun 1407 di muara Sungai Cisadane (Teluk Naga). Awalnya mereka bertujuan menuju Kota Jayakarta namun karena kerusakan perahu dan perbekalan yang habis maka terdamparlah di Kota Tangerang. Kemudian pada sekitar tahun 1740, datang gelombang selanjutnya ke Tangerang setelah peristiwa pembantaian orang Tionghoa di Batavia.
Pada era Orde Baru, Klenteng Boen Tek Bio pernah berubah nama menjadi Vihara Padumuttara.
Menuju Klenteng Boen Tek Bio dengan Kereta Api
Klenteng Boen Tek Bio yang terletak di Kawasan Pasar Lama, Kota Tangerang, dapat dijangkau dengan transportasi umum yaitu kereta api.
Klenteng ini berlokasi dekat dengan Stasiun Tangerang.
Saat memasuki Stasiun Tangerang, terdapat Peta Jaringan KRL Commuter Line Jabodetabek dan untuk Lin Tangerang diberi warna cokelat. Peta ini dapat menjadi panduan untuk mengetahui rute KRL wilayah Jabodetabek.
Stasiun Tangerang juga dikenal dengan nama Stasiun Pasar Anyar karena terletak di Kawasan Pasar Anyar Tangerang.
Jarak Stasiun Tangerang ke Klenteng Boen Tek Bio sekitar 700 m dan dapat berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 10 menit.
Menyambut Imlek
Hari-hari menjelang Imlek membuat Klenteng Boen Tek Bio banyak dikunjungi oleh umat dan pengunjung. Dekorasi lampion dan pernak pernik yang didominasi dengan warna merah mempercantik klenteng.
Saat memasuki klenteng, asap hio dengan aroma yang begitu khas mengepul dari tempat persembahyangan.
“Klenteng buka 24 jam untuk sembahyang umat,” ujar Boen Ya, salah seorang pengelola di Klenteng Boen Tek Bio. Umat yang datang terlihat berdoa secara khusyuk.
Berikut adalah tips bila ingin berkunjung ke Klenteng Boen Tek Bio:
- Berpakaian sopan di lingkungan klenteng
- Menghormati umat yang sedang bersembahyang dengan tidak menimbulkan kegaduhan dan menjaga sopan santun
- Memperhatikan batas yang diperbolehkan saat mengambil foto atau video, khususnya batas suci seperti Altar Yang Maha Suci Kwan Im Hud Couw
- Menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan di lingkungan klenteng
- Tidak membawa hewan peliharaan ke dalam lingkungan klenteng
- Disarankan untuk menggunakan transportasi umum, misalnya kereta api, karena keterbatasan lahan parkir kendaraan di Kawasan Pasar Lama
Selamat menyongsong Tahun Baru Imlek.
Referensi:
Klenteng Boen Tek Bio Tangerang
Klenteng Boen Tek Bio, Tempat Kebajikan yang Tetap Bertahan