Stasiun Tangerang adalah stasiun tipe C dan layanan kereta api di stasiun ini adalah KRL Lin Tangerang yaitu KRL Commuter Line Duri-Tangerang.
Saat memasuki Stasiun Tangerang, terdapat Peta Jaringan KRL Commuter Line Jabodetabek dan untuk Lin Tangerang diberi warna cokelat. Peta ini dapat menjadi panduan untuk mengetahui rute KRL wilayah Jabodetabek.
Menelisik sejarah, Staatsspoorwegen (SS) sebuah perusahaan kereta api di Hindia Belanda, membangun jalur dari Stasiun Duri ke Stasiun Tangerang pada 5 Juli 1896. Pembangunan ini dilakukan untuk mengangkut hasil pertanian, kebutuhan militer, dan juga penumpang. Stasiun ini kemudian diresmikan pada tanggal 2 Januari 1899.
Stasiun Tangerang juga dikenal dengan nama Stasiun Pasar Anyar karena terletak di Kawasan Pasar Anyar Tangerang.
Jarak Stasiun Tangerang ke Klenteng Boen Tek Bio sekitar 700 m dan dapat berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 10 menit.
Menyambut Imlek
Hari-hari menjelang Imlek membuat Klenteng Boen Tek Bio banyak dikunjungi oleh umat dan pengunjung. Dekorasi lampion dan pernak pernik yang didominasi dengan warna merah mempercantik klenteng.
Saat memasuki klenteng, asap hio dengan aroma yang begitu khas mengepul dari tempat persembahyangan.
“Klenteng buka 24 jam untuk sembahyang umat,” ujar Boen Ya, salah seorang pengelola di Klenteng Boen Tek Bio. Umat yang datang terlihat berdoa secara khusyuk.
Terlihat juga umat yang melakukan tradisi melepaskan burung pipit setelah melakukan rangkaian ritual ibadah. Boen Ya menyampaikan bahwa pelepasan burung adalah wujud welas asih dan sebagai bentuk doa agar tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Di dalam lingkungan klenteng, terdapat dua pintu yaitu pintu kesusilaan dan pintu kebenaran. Umat akan memasuki klenteng melalui pintu kesusilaan lalu keluar melalui pintu kebenaran.