Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Semarak Menjelang Imlek di Klenteng Boen Tek Bio

16 Januari 2023   12:05 Diperbarui: 16 Januari 2023   12:40 1680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Klenteng Boen Tek Bio (foto: dokumentasi pribadi)

Imlek akan segera tiba. Kemeriahan perayaan Imlek sudah terasa. Imlek adalah tradisi yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa sebagai bentuk ucapan syukur dan harapan yang lebih baik di tahun yang baru. Banyak etnis Tionghoa yang bermigrasi ke berbagai negara membuat Imlek telah menjadi sebuah perayaan global.

Nah, menjelang Imlek ini, saatnya bercerita tentang klenteng tertua di Tangerang yaitu Klenteng Boen Tek Bio.

Sejarah Klenteng Boen Tek Bio

Klenteng Boen Tek Bio diperkirakan dibangun pada tahun 1684, dan pernah direnovasi yaitu pada tahun 1844. 

Boen memiliki arti intelektual, Tek adalah kebajikan, dan Bio adalah rumah ibadah. Klenteng Boen Tek Bio yang dibangun untuk menghormati Dewi Kwan Im, memiliki arti sebagai tempat bagi umat manusia agar menjadi insan yang memiliki intelektual dan penuh dengan kebajikan.

Klenteng Boen Tek Bio didirikan karena adanya orang Tionghoa di Tangerang yaitu sekitar tahun 1407 di muara Sungai Cisadane (Teluk Naga). Awalnya mereka bertujuan menuju Kota Jayakarta namun karena kerusakan perahu dan perbekalan yang habis maka terdamparlah di Kota Tangerang. Kemudian pada sekitar tahun 1740, datang gelombang selanjutnya ke Tangerang setelah peristiwa pembantaian orang Tionghoa di Batavia.

Tentara Belanda yang diperkirakan berada di Klenteng Boen Tek Bio pada kurun waktu 1945-1949 (sumber: IG Vrijheidsmuseum)
Tentara Belanda yang diperkirakan berada di Klenteng Boen Tek Bio pada kurun waktu 1945-1949 (sumber: IG Vrijheidsmuseum)
Klenteng ini adalah satu dari tiga klenteng yang besar pengaruhnya di Tangerang. Klenteng lainnya adalah Boen Hay Bio yang berada di Cilenggang dan Boen San Bio yang berlokasi di Pasar Baru.

Pada era Orde Baru, Klenteng Boen Tek Bio pernah berubah nama menjadi Vihara Padumuttara.

Menuju Klenteng Boen Tek Bio dengan Kereta Api

Klenteng Boen Tek Bio yang terletak di Kawasan Pasar Lama, Kota Tangerang, dapat dijangkau dengan transportasi umum yaitu kereta api.

Klenteng ini berlokasi dekat dengan Stasiun Tangerang.

Stasiun Tangerang (foto: dokumentasi pribadi)
Stasiun Tangerang (foto: dokumentasi pribadi)
Stasiun Tangerang adalah stasiun tipe C dan layanan kereta api di stasiun ini adalah KRL Lin Tangerang yaitu KRL Commuter Line Duri-Tangerang.

Saat memasuki Stasiun Tangerang, terdapat Peta Jaringan KRL Commuter Line Jabodetabek dan untuk Lin Tangerang diberi warna cokelat. Peta ini dapat menjadi panduan untuk mengetahui rute KRL wilayah Jabodetabek.

Peta Jaringan KRL Commuter Line Jabodetabek (foto: dokumentasi pribadi)
Peta Jaringan KRL Commuter Line Jabodetabek (foto: dokumentasi pribadi)
Menelisik sejarah, Staatsspoorwegen (SS) sebuah perusahaan kereta api di Hindia Belanda, membangun jalur dari Stasiun Duri ke Stasiun Tangerang pada 5 Juli 1896. Pembangunan ini dilakukan untuk mengangkut hasil pertanian, kebutuhan militer, dan juga penumpang. Stasiun ini kemudian diresmikan pada tanggal 2 Januari 1899.

Stasiun Tangerang juga dikenal dengan nama Stasiun Pasar Anyar karena terletak di Kawasan Pasar Anyar Tangerang.

Jarak Stasiun Tangerang ke Klenteng Boen Tek Bio sekitar 700 m dan dapat berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 10 menit.

Menyambut Imlek

Hari-hari menjelang Imlek membuat Klenteng Boen Tek Bio banyak dikunjungi oleh umat dan pengunjung. Dekorasi lampion dan pernak pernik yang didominasi dengan warna merah mempercantik klenteng.

Saat memasuki klenteng, asap hio dengan aroma yang begitu khas mengepul dari tempat persembahyangan.

“Klenteng buka 24 jam untuk sembahyang umat,” ujar Boen Ya, salah seorang pengelola di Klenteng Boen Tek Bio. Umat yang datang terlihat berdoa secara khusyuk.

Kegiatan persembahyangan di Klenteng Boen Tek Bio (foto: dokumentasi pribadi)
Kegiatan persembahyangan di Klenteng Boen Tek Bio (foto: dokumentasi pribadi)
Terlihat juga umat yang melakukan tradisi melepaskan burung pipit setelah melakukan rangkaian ritual ibadah. Boen Ya menyampaikan bahwa pelepasan burung adalah wujud welas asih dan sebagai bentuk doa agar tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.

Umat melakukan tradisi pelepasan burung pipit (foto: dokumentasi pribadi)
Umat melakukan tradisi pelepasan burung pipit (foto: dokumentasi pribadi)
Di dalam lingkungan klenteng, terdapat dua pintu yaitu pintu kesusilaan dan pintu kebenaran. Umat akan memasuki klenteng melalui pintu kesusilaan lalu keluar melalui pintu kebenaran.

Pintu Kesusilaan (foto: dokumentasi pribadi)
Pintu Kesusilaan (foto: dokumentasi pribadi)
Pada halaman depan terdapat tempat pembakaran kertas sembahyang atau disebut Kim Lo yang tertera tahun pembuatan yaitu tahun 1910.

Kim Lo yang dibuat pada tahun 1910 (foto: dokumentasi pribadi)
Kim Lo yang dibuat pada tahun 1910 (foto: dokumentasi pribadi)
Klenteng Boen Tek Bio terbuka bukan hanya bagi umat namun juga pengunjung yang ingin datang karena nilai sejarah yang dimilikinya.

Berikut adalah tips bila ingin berkunjung ke Klenteng Boen Tek Bio:

  • Berpakaian sopan di lingkungan klenteng
  • Menghormati umat yang sedang bersembahyang dengan tidak menimbulkan kegaduhan dan menjaga sopan santun
  • Memperhatikan batas yang diperbolehkan saat mengambil foto atau video, khususnya batas suci seperti Altar Yang Maha Suci Kwan Im Hud Couw
  • Menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan di lingkungan klenteng
  • Tidak membawa hewan peliharaan ke dalam lingkungan klenteng
  • Disarankan untuk menggunakan transportasi umum, misalnya kereta api, karena keterbatasan lahan parkir kendaraan di Kawasan Pasar Lama

Selamat menyongsong Tahun Baru Imlek.

Referensi:

Klenteng Boen Tek Bio Tangerang

Klenteng Boen Tek Bio, Tempat Kebajikan yang Tetap Bertahan

Stasiun Tangerang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun