Mohon tunggu...
Yusrizal Karana
Yusrizal Karana Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dengkul

21 Juli 2024   16:02 Diperbarui: 21 Juli 2024   16:02 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Secara ilmu saraf, memang ada hubungan sakit gigi dan gusi terhadap stroke.

"Ada hubungan sebab akibat dari infeksi yang menjadi faktor risiko terkena stroke, karena ditemukannya masalah infeksi oral pada penderita cerebrovascular ischemia," Bapak itu  terus nyerocos.

 "Setelah akar giginya saya cabut, pasien itu sembuh dan sekarang tidak lumpuh lagi," papar Pak Mijan yang sudah puluhan tahun praktik.

Narti sesungguhnya tidak mengerti penjelasan Pak Mijan. Ia hanya manggut-manggut dan seolah-olah paham untuk menjaga perasaan sekaligus mengambil hati bapak itu supaya suaminya segera diobati.

Tetapi lama-lama ia mulai keliyengan dan benar-benar pusing mendengar  penjelasan panjang lebar dan nggak masuk di akalnya. Apalagi banyak istilah medis dan kata-kata intelek yang membuat ia makin nggak mudeng.

Tetapi tiba-tiba Narti jadi terpesona mendengar penjelasan Pak Mijan. Ia seakan berada di sebuah rumah sakit internasional khusus penyakit lupa ingatan. Ia merasa sedang berhadapan dengan seorang profesor yang ahli urusan perpikunan dan spesialis memperbaiki otak soak yang tidak bisa dianggap remeh. Ia mulai yakin bahwa pengobatan ini bukan kaleng-kaleng atau ecek-ecek belaka.

Narti benar-benar terprovokasi dengan penjelasan yang dilengkapi dengan pengetahuan dan wawasan yang luas sang terapis. Ia juga sama sekali tidak menyangka jika penyakit suaminya jadi parah begini. Sungguh di luar dugaan.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Harus diobati secara tuntas," gumam Narti dalam hati.

"Jadi saya harus bagaimana, Pak? Tolong bantu suami saya agar segera sembuh," pinta Narti memelas.

Harapan ingatan suaminya akan pulih seperti sediakala sudah di depan mata. Kalau ingatan Bambang sudah normal, ia tidak perlu repot lagi mengejar suaminya keluar rumah karena sering tidak mengenakan kancut setelah mandi. Karena gara-gara itulah, martabat dan kehormatan keluarga Bambang runtuh di mata tetangga akibat lupa.

Pak Mijan pun mulai melakukan terapi untuk mengembalikan daya ingat pasiennya. Setelah diberi ramuan khusus, kedua dengkul Bambang kemudian diperban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun