PENGARUH AI TERHADAP JOOBSEEKER
Apasih, AI itu? AI sendiri merupakan singkatan dari "Artificial Intelligence" atau "Intelejensi Buatan" atau bisa kita sebut sebagai "Kecerdasan Buatan".Â
Nah, apasih tujuan dari adanya AI itu? AI sendiri merujuk pada ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem komputer yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Jadi, AI sendiri bertujuan sebagai alat yang dapat memudahkan atau membantu manusia dalam melakukan suatu pemahaman, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan seperti layaknya manusia.
Dalam era digital yang terus berkembang ini, teknologi Kecerdasan Buatan (AI) telah mengubah lanskap dunia pekerjaan secara fundamental. Baik dalam mencari pekerjaan baru atau meningkatkan karier yang ada, AI telah memberikan dampak yang signifikan pada jobseeker. Oleh sebab itu perlu kita ketahui, apa saja sih dampak AI terhadap Joobseeker;
1. Pencarian Pekerjaan yang lebih Efisien
Salah satu cara palimhg mencolok dimana AI mempengaruhi joobseeker adalah melalui pencarian pekerjaan yang lebih efisien. Platform pencari pekerjaan menggunakan algoritma cerdas untuk memahami preferensi dan kualifikasi joobseeker. Dengan demikian AI bisa memberikan rekomendasi pekerjaan yang lebih relevan. Hal ini tidak hanya dapat menghemat waktu joobseeker tetapi membantu mereka juga menemukan pekerjaan yang lebih sesuai dengan keahlian serta minat para joobseeker.
2. Pengoptimalan Resume dan Profil Online
AI juga memfasilitasi pengoptimalan resume dan profil profesional joobseeker. AI dapat memberikan saran tentang kata kunci yang harus dimasukan ke dalam resume, format yang lebih efektif serta bahasa yang menarik untuk perekrut. Dengan ini, para joobseeker dapat memikat perhatian perekrut dan meningkatkan peluang mereka untuk diterima.
3. Wawasan Pasar Kerja
AI memungkinkan joobseeker untuk memahami tren pasar kerja yang sedang berkembang. Data dan analisis  AI memberikan wawasan tentang sektor-sektor yang membutuhkan pekerjaan, memungkinkan joobseeker untuk mengambil keputusan yang lebih informatif dalam pencarian pekerjaan mereka.
4. Pelatihan serta Pengembangan yang lebih tepat sasaran
AI mendukung pengembangan keterampilan para joobseeker melalui platform e-learning yang cerdas. Joobseeker dapat mengakses kursus yang sesuai dengan pekerjaan mereka.
5. Automisasi Proses Rekrutmen
Pada sisi para joobseeker, AI telah merubah proses rekrutmen dijalankan. AI dapat mengotomatisasi beberapa tahap seleksi, seperti analisis CV dan wawancara awal. Ini dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan.
Namun, perlu kita ketahui AI sendiri mempunyai dampak negatif untuk para joobseeker, diantaranya;
1. Persaingan yang lebih Ketat
Dengan kemampuan AI untuk melakukan pemilihan awal dalam proses rekrutmen, persaingan untuk pekerjaan tertentu dapat menjadi lebih ketat. Joobseeker harus bersaing dengan algoritma yang cepat dan efisien dalam upaya mereka untuk menarik perhatian perekrut.
2. Bias Algoritma
Algortima AI yang digunakan dalam rekrutmen seringkali berdasarkan pada historis, yang dapat menciptakan bias dalam proses seleksi . Ini dapat mempengaruhi joobseeker yang berasal dari latar belakang yang berbeda atau kurang memiliki pengalaman.
3. Penghapusan Pekerjaan yang Repetitif
Automatisasi AI dapat menggantikan pekerjaan-pekerjaan manusia yang bersifat rutin dan berulang, sehingga berpotensi mengakibatkan pengurangan yang tersedia dalam sektor-sektor tertentu.
4. Ketidakpastian Pekerjaan
Perubahan dalam jenis pekerjaan yang tersedia akibat AI dapat menciptakan ketidakpastian pekerjaan. Joobseeker mungkin perlu untuk terus-menerus memperbaharui keterampilan mereka agar tetap relevan terhadap pasar kerja yang berubah dengan cepat.
5. Privasi dan Keamanan Data
Dalam beberapa kasus, pekerjaan dibidang keamanan siber dan privasi data dapat diperlukan sebagai respon terhadap potensi keamanan yang disebabkan oleh AI. Ini berarti bahwa joobseeker mungkin perlu bekerja dalam lingkungan yang menuntut keahlian khusus dan kepekaan terhadap isu-isu etika.
6. Pengawasan Konstan
Pekerjaan yang terkait dengan pengawasan sistem AI, terutama dalam pengaturan yang sensitif seperti kesehatan atau keuangan, mungkin memerlukan tingkat pengawasan dan tanggung jawab yang tinggi, yang dapat menciptakan tekanan tambahan bagi para joobseeker.
7. Penurunan Kualitas Interaksi Manusia
Dalam beberapa kasus, penggunaan AI dalam layanan pelanggan atau interaksi dengan publik dapat mengurangi kualitas interaksi manusia. Jobseeker yang bekerja dalam bidang ini mungkin menghadapi tantangan dalam mempertahankan hubungan positif dengan pelanggan atau pemirsa.Â
Dalam menghadapi dampak negatif AI ini, penting bagi jobseeker untuk terus mengembangkan keterampilan yang relevan, mengikuti perkembangan teknologi, dan memahami bagaimana AI bekerja dalam konteks pekerjaan mereka. Pemerintah dan organisasi juga memiliki peran penting dalam mengelola dampak negatif ini dengan mengembangkan kebijakan yang mendukung jobseeker dan mengatur penggunaan AI dalam cara yang adil dan etis.Â
Selain memberikan dampak positif pada pencarian pekerjaan, AI juga telah menyebabkan perubahan signifikan dalam jenis pekerjaan yang tersedia. Beberapa jenis pekerjaan yang sebelumnya sangat dibutuhkan kini menjadi kurang relevan, sementara yang baru muncul sebagai hasil langsung dari perkembangan teknologi AI.
 A. Pekerjaan yang dapat Diotomatisasi
Salah satu perubahan paling mencolok adalah otomatisasi pekerjaan yang rutin dan berulang. Tugas-tugas seperti pemrosesan data, pengisian formulir, dan pengolahan transaksi yang berulang kini seringkali dilakukan oleh algoritma AI. Ini berarti bahwa beberapa jenis pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh manusia sekarang dapat diotomatisasi, yang dapat memengaruhi pekerjaan dalam sektor-sektor tertentu.Â
B. Pekerjaan yang mengharuskan Keahlian Baru
Seiring dengan otomatisasi, AI telah menciptakan kebutuhan akan jenis pekerjaan baru yang mengharuskan jobseeker untuk memiliki keahlian yang berbeda. Pekerjaan yang berkaitan dengan pengembangan, pemeliharaan, dan pelatihan sistem AI semakin dibutuhkan. Ini mencakup peran seperti data scientist, engineer AI, dan ahli etika AI.Â
C. Pekerjaan yang memerlukan kecerdasan Emosional dan Kreativitas
AI mungkin handal dalam tugas-tugas yang membutuhkan komputasi dan analisis data yang tinggi, tetapi ia masih terbatas dalam hal kecerdasan emosional dan kreativitas. Pekerjaan yang mengharuskan interaksi emosional seperti bidang kesehatan, pendidikan, dan seni masih sangat dibutuhkan. Kecerdasan emosional dan kreativitas manusia tidak dapat dengan mudah digantikan oleh AI.Â
D. Pekerjaan yang memperlukan Pengambilan Keputusan yang Kompleks
Beberapa pekerjaan melibatkan pengambilan keputusan yang sangat kompleks berdasarkan berbagai faktor yang dinamis. AI dapat memberikan analisis data yang kuat, tetapi akhirnya manusia masih perlu untuk membuat keputusan strategis. Misalnya, manajer senior, pemimpin bisnis, dan pekerjaan dalam bidang hukum mengharuskan kemampuan manusia dalam merumuskan kebijakan, mengevaluasi risiko, dan memahami konteks sosial yang kompleks.Â
Perubahan ini menunjukan bahwa joobseeker harus tetap beradaptasi dengan perubahan dalam tuntutan pasar kerja. Pengembangan keterampilan baru, termasuk keterampilan yang melibatkan kerjasama dengan teknologi AI, menjadi semakin peting untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan masa depan. Selain itu, kemampuan untuk berinovasi, berpikir kreatif dan berinteraksi secara emosianal akan tetap bernilai tinggi dalam dunia pekerjaan yang semakin terhubung dengan AI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H