4. Ketidakpastian Pekerjaan
Perubahan dalam jenis pekerjaan yang tersedia akibat AI dapat menciptakan ketidakpastian pekerjaan. Joobseeker mungkin perlu untuk terus-menerus memperbaharui keterampilan mereka agar tetap relevan terhadap pasar kerja yang berubah dengan cepat.
5. Privasi dan Keamanan Data
Dalam beberapa kasus, pekerjaan dibidang keamanan siber dan privasi data dapat diperlukan sebagai respon terhadap potensi keamanan yang disebabkan oleh AI. Ini berarti bahwa joobseeker mungkin perlu bekerja dalam lingkungan yang menuntut keahlian khusus dan kepekaan terhadap isu-isu etika.
6. Pengawasan Konstan
Pekerjaan yang terkait dengan pengawasan sistem AI, terutama dalam pengaturan yang sensitif seperti kesehatan atau keuangan, mungkin memerlukan tingkat pengawasan dan tanggung jawab yang tinggi, yang dapat menciptakan tekanan tambahan bagi para joobseeker.
7. Penurunan Kualitas Interaksi Manusia
Dalam beberapa kasus, penggunaan AI dalam layanan pelanggan atau interaksi dengan publik dapat mengurangi kualitas interaksi manusia. Jobseeker yang bekerja dalam bidang ini mungkin menghadapi tantangan dalam mempertahankan hubungan positif dengan pelanggan atau pemirsa.Â
Dalam menghadapi dampak negatif AI ini, penting bagi jobseeker untuk terus mengembangkan keterampilan yang relevan, mengikuti perkembangan teknologi, dan memahami bagaimana AI bekerja dalam konteks pekerjaan mereka. Pemerintah dan organisasi juga memiliki peran penting dalam mengelola dampak negatif ini dengan mengembangkan kebijakan yang mendukung jobseeker dan mengatur penggunaan AI dalam cara yang adil dan etis.Â
Selain memberikan dampak positif pada pencarian pekerjaan, AI juga telah menyebabkan perubahan signifikan dalam jenis pekerjaan yang tersedia. Beberapa jenis pekerjaan yang sebelumnya sangat dibutuhkan kini menjadi kurang relevan, sementara yang baru muncul sebagai hasil langsung dari perkembangan teknologi AI.
 A. Pekerjaan yang dapat Diotomatisasi