"Ada apa?"
"Oh, Ryfan sudah selesai dari rumah sakit katanya. Dia mau kesini, mau jemput aku sih, dia mau ngajak aku pergi lagi. Kakak nggak apa-apa kalau pulang sendiri?"
"Ya nggak apa-apa," jawabku datar. Aku sejenak sudah melupakan Kirana milik adikku.
Alisia, kalau kamu dari atas sana melihat, apa kamu merasa marah padaku? Aku tidak mengerti, tapi rasanya gadis ini... gadis ini membawaku pada perasaan-perasaan yang muncul saat aku bersamamu. Dan aku ingin merasakannya lagi, sebagai awal aku memulai hidup baru. Tapi gadis ini.... dia juga milik Ryfan. Apa kamu pikir Ryfan akan merelakan gadis ini untukku?
Ah, aku terdengar egois sekali.
**
Ryfan P.O.V
Gadis itu seperti bola, lincah. Dia hampir berlari menyambutku datang. Kak Nino tersenyum padaku dan Kirana. Sebenarnya aku agak merasa tak enak padanya. Kak Nino sudah membuat Kirana senang dan tidak uring-uringan lagi. Hanya saja ada sedikit iri, aku ingin aku yang membuat Kirana senang dan berhenti uring-uringan.
"Sudah makan? Duduklah, makan dulu," tawar kak Nino. Aku menggeleng.
"Aku sudah makan di rumah sakit, kak. Mumpung belum terlalu siang, aku mau ajak Kirana jalan-jalan."
"Wah, kemana?" tanya kak Nino.