Mohon tunggu...
Yusi Nuraeni
Yusi Nuraeni Mohon Tunggu... Guru - Penulis Amatir

Penulis Amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja di Pelupuk Mata

13 Januari 2018   13:33 Diperbarui: 23 Mei 2022   16:48 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hahahaha.. perantauan, kau ini masih bocah mana ada perantauan bocah kalau bukan pengemis, ya sudah dari pada kau ditangkap satpol PP lebih baik kau ikut denganku jadi kernet bus kota, bagaimana?"

"ia Bang, aku mau oh ia nama Abang siapa? Nama aku Dimas Bang."

"Nama saya Agung Panggil saja saya Bang AG."

Dua tahun aku menjalani pekerjaan itu, dengan upah harian berkisar antara dua puluh sampai tiga puluh ribu, uang itu aku kumpulkan agar aku bisa ke bandara, untuk menjemput ibu sebab ibu pernah bilang kalau kontraknya hanya dua tahun.

Firasatku hari itu sangat bahagia, nampak seperti helaian lembar daun yang terbelai hembusan angin . Uangku sudah terkumpul dan mungkin ini cukup untuk pergi ke bandara menjemput ibu.

Hatiku, kala itu sangat bahagia sekali akhirnya aku akan memeluk ibu kembali. Perjalanan jauh dan lama seolah tak aku rasa, yang aku tahu hanya hangatnya pelukkan ibu dan senyum manis ibu. Saat aku turun dari bus, aku coba hitung sisa uangku, rupanya hanya tersisa lima belas ribu.

Sesampai di bandara aku dipanggil oleh Petugas Keamanan Bandara. 

"Heh, kamu gembel kotor kenapa kamu di sini ? Kamu tak boleh masuk apalagi mengemis disini !"

"Ammpuun Pak, saya bukan pengemis Pak ".

"Sudahlah ayo pergi (menyeret dan menorong)"

Baiklah, aku harus bersabar. Aku akan tunggu Ibu di sini di luar bandara. Tiga jam sudah aku menunggu, tapi Ibu tak kunjung tiba, setiap orang yang lihat aku terus pandangi barang kali ada Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun